Start Back Next End
  
18
4.
Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat
besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau ketrampilan
yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
5.
Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin atau perlatan.
6.
Karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi dari produknya besar,
maka terdapat pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga pengawasannya
lebih sulit.
7.
Persediaan bahan baku biasanya lebih tinggi, karena tidak dapat ditentukan
pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan
dalam proses akan lebih tinggi dibandingkan proses kontinyu, karena
prosesnya terputus-putus/terhenti-henti.
8.
Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang
bersifat fleksibel (varied path equipment)
dengan menggunakan tenaga
manusia seperti kereta dorong atau forklift.
9.
Sering dilakukan pemindahan
bahan yang bolak-balik sehingga perlu
adanya ruangan gerak (aisle)
yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan
dalam proses (work in process) yang besar.
2.4.3
Jenis-jenis Proses Manufaktur
Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos
Kwary (2009: 306-307), dalam perusahaan dengan sistem proses, maka unit-
unit produksi umumnya melalui setiap departemen atau proses. Dalam setiap
departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat
penyelsaian proses tertentu, barang setengah jadi dipindahkan ke departemen
berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi.
Berikut adalah jenis-jenis proses manufaktur:
1.
Proses berurutan (sequential processing), yaitu pola pemrosesan dengan
unit yang melewati dari suatu proses ke proses lainnya dalam serangkaian
susunan.
                       Gambar 2.2: Proses Manufaktur Berurutan
         Sumber: Hansen & Mowen (2009: 306)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter