33
2.5.3
Sistem Perhitungan Biaya
Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006: 155),
tujuan penting dari sistem perhitungan biaya manapun adalah untuk
menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis untuk dioperasikan dan
membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga
merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
produk tersebut. Ada dua sistem akumulasi biaya, yaitu:
1.
Sistem Perhitungan Biaya berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) (2006:
127).
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order
Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah output
yang
diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk
mengisi kembali suatu item dari persediaan. Untuk menghitung biaya
berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan
secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus ada perbedaan penting dalam
biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain.
2.
Sistem Perhitungan Biaya berdasarkan Proses (Process Costing) (2006:
156).
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang
dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang
dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya
biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dalam satu
departemen. Persyaratan utama adalah semua produk yang diproduksi
dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal sumber
daya yang dikonsumsi; bila tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses
dapat mendistorsi biaya produk.
|