Start Back Next End
  
22
(Gambar 2.1) Trias Dikotomi
Ketiga bagan tersebut merupakan bukti nyata hubungan trikotomi yang
terjadi di Indonesia. Pers pada masa pra kejatuhan Presiden Soeharto nyaris selalu
menyudutkan posisi Soeharto yang terlalu lama berkuasa dan “bertangan besi” ketika
menjadi presiden. Media massa terus melakukan berbagai bentuk kecurangan
pemerintahan Orde Baru, maka jadilah pemerintah sebagai pihak terdakwa. Posisi
inilah yang kemudian mengantarkan kejatuhan Soeharto dari tampuk pimpinan
politik. Akibatnya, setelah berganti presiden pola hubungan trikotomi tersebut
berubah total. 
Ketika Habibie menggantikan Soeharto menjadi presiden, hubungan segitiga
tersebut tidak lagi sama kaki, tetapi sama sisi dengan tetap menempatkan pemerintah
di posisi atas. Hal ini tak lain karena pemerintah sebagai dampai dari pemerintahan
sebelumnya tetap mempunyai kekuasaan yang tinggi, meskipun sudah berkurang.
Selanjutnya ketika zaman pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –
Megawati, hubungan segitiga tersebut berubah juga. Masyarakat pada waktu itu
berada dalam tingkat emosi yang sangat tinggi. Habibie yang diharapkan ternyata
belum bisa memisahkan diri dari “belenggu” bayang-bayang pemerintahan
sebelumnya. Akhirnya, masyarakatlah yang menempati posisi tinggi menggantikan
pemerintah yang selama ini berada di puncak. Pemerintah dan pers jika macam-
macam bisa didemo, termasuk dengan kekerasan sekalipun. Meskipun tidak
dibernarkan secara hukum, kenyataan tersebut benar-benar terjadi. (Nurudin, 2007,
hal. 91-92)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter