Start Back Next End
  
23
Maret 1972 jumlah pesawat televisi di Indonesia ada 212.580 buah, sampai tahun
1984 berjumlah 7.132.462 buah. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun jumlah pesawat
televisi di Indonesia meningkat sampai hampir 34 kali lipat 
Indonesia memasuki babak baru dalam
dunia pertelevisian sebagaimana
disinggung di atas pada 1962, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games,
yaitu dengan didirikannya TVRI pada tanggal 24 Agustus 1962. Hanya dengan
menggunakan satu pemancar yang dipasang di kompleks senayan, TVRI melakukan
peliputan Asian Games yang dapat dinikmati oleh penduduk Jakarta. Dimana pada
awal penyelenggaraannya, jangkauan penyiaran TVRI masih terbatas di Jakarta dan
sekitarnya. Dan dikarenakan masih terbatasnya berbagai pendukung teknis, masa
penyiarannya pun hanya sekitar dua jam per hari dan ekstra setengah jam pada
malam minggu. Sines Indonesia, Garin Nugroho, menambahkan bahwa saat
menyiarkan peristiwa internasional tersebut, Indonesia adalah negara ke-4 di Asia
yang memiliki televisi setelah Jepang, Filipina dan Thailand. Oleh karena itu, dapat
kita simpulkan sekali lagi bahwa sejak inilah Indonesia mulai memasuki babakan
baru dalam memanfaatkan medium televisi (Wahyuni, 2000: 71-72); Nugroho, et al,
2002: vii). 
Semenjak dikeluarkannya SK Menteri Penerangan No.111 Tahun 1990,
industri dan bisnis televisi berubah menjadi demikian maraknya. Awalnya adalah
tahun 1987/1988 ketika RCTI diizinkan siaran untuk pertama kalinya dengan
menggunakan dekoder (decoder), yang kemudian diikuti oleh SCTV (1989), TPI
(1991), ANTV (1993) dan Indosiar (1994). Kini dapat kita lihat betapa deras
perkembangannya bahkan untuk saluran siaran pun, hingga tahun 2005 terdapat 10
stasiun televisi swasta dan tidak kurang dari 30 stasiun televisi lokal. Melihat realitas
tersebut maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia telah mengalami masa
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter