37
imajinasikan.
Pertimbangan yang dilakukan oleh arsitek dalam
pengambilan
keputusan pada responsive architecture meliputi ekspresi, perilaku, konfigurasi
dan mekanisme yang dilakukan arsitektur dalam merespon kondisi lingkungan
yang berubah dan diterjemahkan ke dalam pemrograman algoritma. Oleh
karena itu, dalam
melakukan rancangan arsitektur yang responsif,
arsitek
dituntut untuk mengembangkan pemahaman tentang dasar elektronika, kontrol
sistem, sensor dan actuator(Fox, 2009).
Dengan perkembangan embedded computation yang pada saat ini telah
terjangkau bagi arsitek
maupun mahasiswa arsitektur, sehingga
memiliki
potensi untuk diterapkan sebagai alat
bantu dalam proses eksplorasi
perancangan
arsitektur yang berbasiskan intelligence, hal ini
dimaksudkan
untuk memahami keunggulan dan keterbatasan perilaku kinetic pada arsitektur
dan
memberikan kebebasan yang lebih luas dalam
mengembangkan eksplorasi
dalam perancangan responsive architecture.
Embedded Computation
Embedded computation
(EC) merupakan sistem
yang menyatu dengan
komponen bangunan,
dan memiliki kemampuan dalam mengumpulkan
informasi, mengolah informasi tersebut dan
menggunakannya untuk
mengendalikan perilaku
atau bentuk fisik arsitektur (Fox, 2009).
Embedded
computation
terdiri dari sensor (input), prosesor (mikrokontroler) dan
actuator(output), sehingga EC tidak hanya
berfungsi untuk mengetahui
perubahan kondisi
lingkungan, namun juga berfungsi sebagai pengendali
perilaku bangunan dalam merespon terhadap perubahan lingkungan.
|