Start Back Next End
  
2
2.
Topological Overlay
Kemampuan untuk melakukan tumpang tindih (overlay) dari beberapa layer
data secara vertical merupakan kebutuhan dan teknik yang umum dipakai dalam
pemrosesan data geografi. Pada kenyataannya, penggunaan struktur data topologi
dapat ditelusuri kembali terhadap keinginan untuk menumpang-tindihkan layer layer
data vektor. Dengan menggunakan konsep matematis overlay polygon topology
menjadi sangat popular dalam geoprocessing dan menjadi dasar dari setiap paket
software SIG. 
Overlay topology didominasi oleh overlay data polygon dengan data polygon,
seperti tutupan hutan dan tanah. Walaupun demikian, kebutuhan overlay titik, garis
dan polygon diatas polygon sangat umum dijumpai. Untuk data vektor dan data
raster, pertimbangannya berbeda didalam overlay topology
Dalam sistem yang berbasis raster, operasi tumpang-tindih (overlay)
dilakukan secara aritmatik, seperti penambahan (addition), penguranga (subtraction),
pembagian (division), perkalian (multiplication) dari layer-layer data. Pendekatan
satu peta atribut, khususnya pada model data raster, seringkali menjadikan
kemampuan overlay lebih fleksibel dan efisien. Model data raster memberikan
kemampuan pemodelan numerik (analisis kuantitatif) yang sangat baik. Pemodelan
spasial yang sangat baik adalah apabila dilakukan dengan menggunakan data raster. 
Dalam sistem yang berbasis vektor, operasi tumpang-tindih topologi dilakukan
dengan membuat kerangka jaringan topologi (topological network) dari dua atau
lebih kerangka jaringan yang sudah ada. Hal ini diperlukan untuk membangun
kembali tabel-tabel topologi, seperti garis (arc), node, polygon, dan proses ini
membutuhkan waktu yang cukup lama serta kerja CPU yang cukup berat. Hasil dari
overlay topologi pada data vektor merupakan suatu kerangka jaringan topologi baru
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter