14
Aspal
Aspal adalah material yang mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung
dari waktu pembebanan. Aspal terbuat dari minyak mentah melalui proses
penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari
komponen alam yang ditemukan bersama-sama material lainnya seperti pada
cekungan bumi yang mengandung aspal. AASHTO (1982) menyatakan bahwa jenis
aspal keras ditandai dengan angka penetrasi aspal. Angka ini menyatakan tingkat
kekerasan aspal atau tingkat konsistensi aspal. Semakin besar angka penetrasi aspal
maka tingkat kekerasan aspal semakin rendah, sebaliknya semakin kecil angka
penetrasi aspal maka tingkat
kekerasan aspal makin tinggi. Terdapat bermacam-
macam tingkat penetrasi aspal yang dapat digunakan dalam campuran aggregat aspal
antara lain 40/50, 60/70, 80/100. Umumnya aspal yang digunakan di Indonesia
adalah penetrasi 60/70 dan penetrasi 80/100. Aspal pada lapis keras jalan berfungsi
sebagai bahan ikat antar agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak,
sehingga akan memberikan kekuatan yang lebih besar dari kekuatan agregat.
Diantara sifat aspal lainnya adalah aspal mempunyai sifat Rheologic (mekanis), yaitu
hubungan antara tegangan (stress)
dan
regangan (strain)
dipengaruhi oleh waktu.
Apabila mengalami pembebanan dengan jangka waktu pembebanan yang sangat
cepat, maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam
jangka waktu yang lambat, sifat aspal menjadi plastis (viscous). Aspal adalah bahan
yang Thermoplastis,
yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan berubah sesuai
dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur aspal, maka
viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer, demikian pula sebaliknya.
Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan
menguntungkan kerena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih baik dan
|