6
2.2.1.1.4
Transportasi
Dalam perkembangannya ada beberapa hal yang digunakan yaitu kapal,
adapun kuda sebagai transportasi darat, pula dengan perkembangannya seperti di
negara barat munculah kereta kuda yang kemudian berkembang menjadi trem kuda.
Yang mana setelah ditemukannya mesin uap maka
trempun menjadi trem uap.
Dan
terakhir tentu saja mobil.
Informasi berdasarkan buku Waktu Belanda Mabuk
Lahirlah Batavia karya Alwi Shahab
2.2.1.2 Psikografi
2.2.1.2.1
Minat
Bagi bangsa barat tentulah untuk melakukan penjajahan di sebuah dunia baru.
Namun adapula berbagai macam etikat lain yang bukan hanya dimiliki oleh kaum
penjajah melainkan
juga oleh kaum lain yaitu perdagangan dan ekonomi. Adapula
Batavia yang menarik bagi segelintir kaum bangsa dan suku yang kemudian memilih
untuk menetap maka merekapun mengembangkan
agama dan keyakinan serta
budayanya di Batavia.
2.2.1.2.2
Kegiatan
Pada masa itu Batavia layaknya sebuah kota saat ini, ada berbagai kegiatan
yang kemudian menjadi kebiasaan pula terjadi di tempat tersebut. Adapula kegiatan
utama yang dilakukan di siang hari adalah kegiatan pemerintahan dan segala sesuatu
yang menunjangnya termasuk militer
dan peradilan. Kemudian
diikuti pula oleh
perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya. Adapula kegiatan pendidikan seperti
sekolah dan akademi termasuk perguruan dapat kita jumpai.
Bahkan hingga
kehidupan kaum para ibu pejabat yang sering berkumpul dan bersantai bersama di
depan teras rumahpun dapat kita jumpai.
Serta kegiatan yang menyangkut budaya
dan keyakinan yang dapat kita jumpai seperti sekolahsekolah muslim, arakan pawai
Tionghoa pada malam hari dan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.2.1.2.3
Gaya Hidup
Gaya Hidup di kota batavia ada berbagai macam. Dimulai dari warga
Belanda yang cenderung pemalas dan hidup dengan menarik keuntungan dari kaum
lain yang tinggal di Batavia. Seperti kaum Tionghoa dan kaum moor serta Arab dan
lain-lain, bahkan mereka terkadang dipungut pajak karena kebiasaan mereka seperti
warga Tionghoa yang memiliki rambut dan kuku panjang. Merekapun hidup dalam
perbudakan dimana Batavia menjadi impotir budak nomor 1 saat itu. Serta para
nyonya hidup begitu glamour dan mereka menggunakan gereja setiap hari minggu
sebagai tempat untuk berpamer kekayaan. Namun kasus terbesar yang dihadapi
Batavia adalah dengan banyaknya kasus perceraian yang terjadi, mungkin karena
adanya pengaruh nyai (selir pribumi) bagi lelaki Belanda.
Untuk warga Tionghoa
hidupnya cenderung untuk perdagangan dan berada di bawah kekuasaan belanda.
Namun adapula gaya hidup warga Tionghoa yang sangat kental yaitu perjudian. Dan
tentu kebudayaan tionghoa yang begitu kental hidup diantara masyarakatnya. Untuk
kaum Arab dan Moor merekapun hidup dibawah kekuasaan belanda. Untuk
kesehariannya mereka cenderung hidup dalam agama dan budaya islam.
|