Start Back Next End
  
1.
Fase Kelahiran
a.
Ritual Mendhem Ari-Ari
Ari-ari atau plasenta disebut juga dengan aruman
atau
embing-embing
atau mbingmbing. Bagi orang Jawa, ada
kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara bayi tersebut
oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin,
misalnya di tempat penanaman ari-ari tersebut diletakkan
lampu sebagai penerangan. Artinya, lampu tersebut
merupakan simbol pepadhang bagi bayi. Pemagaran di sekitar
tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga
dilakukan agar tidak kehujanan dan binatang (seperti katak)
tidak masuk ke tempat itu.
b.
Ritual Brokohan
Upacara brokohan merupakan upacara yang
diselenggarakan oleh masyarakat Yogyakarta untuk
menyambut hadirnya warga baru dalam keluarga, yaitu si bayi
sebagai ungkapan rasa syukur. Seluruh upacara kelahiran ini
bertujuan agar sejak saat kelahiran sampai pertumbuhan masa
bayi selalu mendapat karunia keselamatan dan perlindungan
dari Tuhan. Unsur kata brokohan berasal dari kata bahasa
Arab barokah yang mengandung makna yaitu
mengharapkan
berkah.
c.
Ritual Puputan atau Dhautan
Puputan atau Dhautan berasal dari kata dhaut atau puput
yang berarti lepas. Upacara puputan atau sering disebut juga
dengan dhautan diselenggarakan pada sore hari untuk
menandai putusnya tali pusar bayi dengan mengadakan
kenduri selamatan. Kenduri selamatan sebagai ungkapan rasa
syukur dipimpin oleh kaum dengan dihadiri oleh para kerabat
dan bapak-bapak tetangga terdekat. Sesajian yang perlu
dipersiapkan pada upacara puputan ialah sega gudangan: nasi
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter