Start Back Next End
  
6
sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft
melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting
setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental
menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE.
Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya yang terakhir.
George Quinn, Dekan dari
Fakultas Studi Asia di Universitas Nasional
Australia melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa yang melakukan
ziarah. Dan penghormatan biasanya dilakukan masyarakat Jawa kepada para orang
suci Muslim seperti Wali Songo. Dan melihat penghormatan dan banyak bukti-
bukti, hanya Nike Ardilla tokoh yang lahir di kebudayaan pop yang memiliki atau
mempunyai penghormatan setara dengan para Wali Songo tersebut yang lahir di
kebudayaan Gamelan. Setiap tahun bahkan sampai 15 tahun wafatnya Nike Ardilla,
ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal
kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka dengan hal tersebut
dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan
budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi
ruang publik, baik itu kafe, bus, tv, sekolah, dan sebagainya. Bahkan setelah
kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya,
tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah
pahlawan dan tokoh baru di zaman ini, Nike Ardilla resto and Gallery dibangun
untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Bagaikan museum,
makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George
Quinn mentasbihkan Nike Ardilla setara dengan Para wali. 15 tahun kematiannya
masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.
Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik
masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike
dalam sebuah kalimat satir "In Dead She Soared" atau "Dalam Kematian Dia
Bersinar". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla
Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu
berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan
film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan
tempat berpulangnya Nike. Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-
Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang
dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir
semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama
dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil
mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan
melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan
tahun di dunianya.
Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah
Makan Nike Ardila yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap
harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.
Sumber: Wikipedia
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter