![]() 14
6.
Adakah tingkatan atau stadium dalam fobia?
Jawab: Tidak ada tingkatan khusus dalam fobia.
7.
Bagaimanakah perbandingan penderita fobia, apakah lebih banyak pria
atau wanita, orang tua atau muda, dan sebagainya?
Jawab: Fobia lebih banyak diderita oleh wanita. Hal ini disebabkan
karena pengaruh hormon, dimana wanita memiliki amygdala
(bagian
otak yang bertanggung jawab atas pengalaman emosi individu) yang
lebih peka daripada pria. Sedangkan untuk usia pengidap fobia
tergantung dari jenis fobianya. Fobia spesifik biasanya dimulai dari
pengalaman traumatis masa kecil, sedangkan fobia sosial lebih banyak
dimulai di masa remaja, dimana manusia mulai banyak berinteraksi
dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
8.
Apakah fobia bisa menyebabkan seseorang kemudian menjadi gila?
Jawab: Tidak, dengan catatan si penderita fobia ini tidak memiliki
gangguan yang lain.
Seseorang yang hanya menderita fobia tidak
mungkin kemudian menjadi gila, kecuali orang tersebut tidak hanya
fobia, namun mengidap berbagai gangguan mental lainnya.
9.
Adakah penggolongan metode-metode penanganan fobia?
Jawab:
Pendekatan behavioristik: desensitisasi, flooding, dan sejenisnya.
Pendekatan psikoanalisa: hipnoterapi dan sejenisnya.
10. Apakah fobia yang sudah disembuhkan bisa kambuh kembali?
Jawab: Asalkan akar permasalahan dari fobia sudah disembuhkan,
fobia tidak akan kambuh kembali. Kecuali penanganan fobia
sebelumnya belum sampai ke akarnya.
11. Adakah tes atau pemeriksaan khusus untuk memvonis seseorang
mengidap fobia?
Jawab: Tidak ada pemeriksaan atau tes khusus untuk fobia.
12. Bagaimana cara menggolongkan sub-tipe fobia spesifik yang benar?
Karena terkadang ditemukan satu jenis fobia digolongkan ke sub-tipe
A, tapi di sumber literatur lain digolongkan ke sub-tipe B. Contohnya
fobia dokter gigi, di satu sumber digolongkan ke sub-tipe blood-injury,
namun di sumber lain digolongkan ke sub-tipe situational?
Jawab: penggolongan sub-tipe fobia spesifik tergantung kasus fobianya
itu sendiri. Misalnya saja untuk kasus fobia dokter gigi, tidak ada
sumber yang salah bila menggolongkannya ke sub-tipe blood-injury
maupun situational. Jika yang ditakuti pada suatu kasus adalah
berhadapan dengan dokter giginya, maka dimasukkan ke dalam sub-
tipe situational, namun bila pada kasus lain yang ditakuti adalah rasa
sakitnya, maka dimasukkan ke dalam sub-tipe blood-injury-injection.
Jadi satu jenis fobia memang bisa saja masuk ke lebih dari satu sub-
tipe fobia spesifik.
|