![]() 13
Wawancara lainnya dilakukan dengan Bu Ranny, seorang psikolog
sekaligus dosen di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara:
1.
Apakah diketahui sejarah/asal-usul kata fobia?
Jawab: Bidang keilmuan psikologi jarang membahas mengenai sejarah.
Namun untuk asal kata fobia berasal dari Bahasa Yunani phobos
yang merupakan nama Dewa dalam mitologi Yunani yang ditakuti.
2.
Bagian apa yang terganggu pada penderita fobia, apakah bagian otak
atau saraf tertentu?
Jawab: Studi menunjukkan bahwa orang dengan gangguan pada zat
kimia neurotransmiter (pembawa pesan kimia di otak), bagian
serutonin dan GABA (Gamma-Aminobutyric Acid) akan mengalami
gangguan kecemasan.
3.
Apa tolak ukur seseorang dapat dikatakan menderita fobia dan bukan
ketakutan biasa?
Jawab: Sejauh ketakutan tersebut tidak rasional dan berlebihan (orang
itu dapat takut bahkan dalam situasi yang sebenarnya tidak berbahaya),
maka orang tersebut dapat dikatakan menderita fobia.
4.
Apa saja penyebab fobia?
Jawab: Ada beberapa pendekatan
yang digunakan dalam penyebab
fobia, di antaranya adalah:
Pendekatan Psikoanalisa: membahas hal-hal ketidaksadaran, fobia
adalah simbol dari konflik unconscious (alam bawah sadar).
Contohnya: Seorang anak bernama Hans fobia terhadap kuda.
Sebenarnya anak ini bukan takut kepada kuda, melainkan kepada
ayahnya. Ayah anak ini memiliki rambut di wajahnya, kemudian
anak ini memproyeksikan ketakutan pada ayahnya kepada kuda,
sehingga anak ini menjadi fobia terhadap kuda.
Pendekatan Behavioristik
Contoh: Percobaan Little Albert, dilakukan percobaan dimana
seorang anak bernama Albert dibuat belajar menjadi takut.
Sebelumnya anak ini tidak memiliki rasa takut terhadap
tikus.
Kemudian dikondisikan setiap kali ia memegang tikus, dibunyikan
suara yang menyeramkan. Hasilnya kemudian ia menjadi fobia
terhadap tikus dan tidak mau memegang tikus lagi, bahkan melihat
tikus saja sudah membuatnya ketakutan. Setelah percobaan selesai,
ia disembuhkan dari ketakutannya dengan cara yang sama saat
membuatnya menjadi takut.
5.
Mungkinkah fobia menurun secara genetik? Adakah orang yang sudah
menderita fobia sejak lahir?
Jawab: Fobia tidak menurun secara genetik. Tidak ada orang yang
memiliki fobia sejak lahir. Namun fobia bisa menurun dari orang
tuanya dengan cara parental
modelling, yaitu mencontoh dari orang
tuanya. Misalnya saja orang tuanya selalu menjerit histeris setiap
melihat kecoa, bisa jadi di kemudian hari si anak pun akan memiliki
fobia terhadap kecoa.
|