Start Back Next End
  
5
pencipta ensiklopedi. Ia hidup dalam abad pertama S.M., namun kata fobia
sendiri baru muncul dalam literatur psikiatri pada abad 19. Istilah
“agoraphobia”
pertama kali diperkenalkan oleh Otto Westphal’s (1824-
1902) pada tahun 1872. Ia menyebut pasiennya “agoraphobia”
karena
pasiennya memiliki ketakutan terhadap tempat umum, seperti pasar (dalam
bahasa Yunani “agorá”
(a????)
artinya adalah pasar). Lalu pada tahun
1895, Henry Maudsley (1835-1918), seorang psikiater dan penulis asal
Inggris menganjurkan untuk memberi nama khusus untuk setiap fobia.
Rasa takut atau cemas adalah hal yang wajar dialami oleh manusia. Rasa
takut bukan hanya emosi yang normal, tetapi juga emosi yang esensial.
Orang yang tidak punya rasa takut justru berada dalam bahaya yang serius,
karena rasa takut adalah mekanisme mempertahankan/melindungi diri dari
situasi yang mengancam. Sebagian orang mengalami ketakutan
lebih dari
orang lain. Takut tidak hanya emosi, bersamaan dengan itu akan muncul
juga reaksi pada badan jasmani kita, misalnya keringat dingin, gemetar,
otot lemas, pucat, tubuh kaku, dan sebagainya.
Namun fobia berbeda dengan ketakutan yang biasa. Fobia adalah
ketakutan yang hebat, di luar proporsi tuntutan situasi. Fobia tidak
memiliki alasan yang rasional dan di luar kontrol si penderitanya. Banyak
orang tidak suka dengan ular atau laba-laba, tapi beberapa orang memiliki
ketakutan yang berlebihan. Bahkan sebuah gambar atau pikiran tentang
ular atau laba-laba membuat penderita fobia ini mengalami peningkatan
tekanan darah, jantung berdebar, dan peningkatan sekresi hormon kortisol.
Fobia bisa diderita oleh siapa saja tanpa batasan usia dan
jenis kelamin.
Penderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak beralasan dan
berlebihan, namun ia sendiri tidak berdaya untuk mengatasinya. Pada
tingkat yang ekstrim, penderita fobia akan merasa ia akan menjadi gila
karena ketakutan yang membayanginya.
Sebagian fobia disebabkan karena pengalaman traumatis, yang seringkali
terjadi pada masa kanak-kanak. Seorang anak yang digigit oleh anjing
mungkin di kemudian hari akan takut dengan semua anjing, meskipun si
anak bahkan sudah lupa dengan pengalaman itu.
Pengalaman seseorang
terjebak di lift juga bisa menyebabkan fobia terhadap lift, atau bahkan
lebih parah lagi bisa tergeneralisasi menjadi takut berada dalam ruangan
sempit dan tertutup.
Ada sebuah perbedaan sudut pandang antara pengamat fobia (orang yang
dalam satu kasus tidak mengidap fobia) dengan seorang pengidap fobia.
Pengamat fobia menggunakan logikanya, sedangkan pengidap fobia tidak.
Bagi si pengamat fobia, seekor laba-laba mungkin hanya seekor binatang
kecil berkaki 8
yang akan mati dalam sekali pukul, namun bagi pengidap
fobia, hadirnya seekor laba-laba di depan dirinya adalah ketakutan terbesar
dalam hidupnya.
Reaksi paling umum dari seorang yang mengidap fobia adalah
menghindari (avoid) objek/situasi yang mereka takuti. Namun bukan tidak
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter