Start Back Next End
  
6
mungkin seorang pengidap fobia justru melawan. Misalnya untuk kasus
fobia terhadap laba-laba, yang umum dilakukan penderita fobia laba-laba
adalah memeriksa seluruh sudut ruangan
yang ia masuki, memastikan
tidak ada laba-laba baru ia dapat merasa aman, dan jika ada laba-laba, ia
akan pergi menghindari laba-laba itu. Tapi ada beberapa penderita yang
justru dengan histeris mendatangi laba-laba itu dan membunuhnya tanpa
ampun sampai benar-benar yakin kalau laba-laba yang ia lihat sudah mati.
Namun reaksi ini lebih jarang terjadi, pada umumnya penderita fobia lebih
memilih menghindar daripada melawan.
Secara umum, penyebab fobia biasanya adalah:
Suatu peristiwa yang menyebabkan trauma.
Contoh: Seseorang pernah dicakar kucing sewaktu kecil dan menjadi
pengalaman yang traumatis. Ketika sudah dewasa, ia menjadi fobia
terhadap kucing.
Budaya dan keyakinan.
Contoh: Seseorang memegang budaya/keyakinan yang mengatakan
bahwa warna putih adalah warna yang tidak baik karena
melambangkan kematian. Selanjutnya orang ini menunjukkan
ketakutan berlebihan (fobia) terhadap warna putih.
Pola asuh yang keliru.
Contoh: Seseorang ketika kecil terlalu diproteksi oleh orang tuanya
(orang tuanya over protective). Orang tuanya tidak pernah mengijinkan
anaknya memegang jarum dengan alasan berbahaya. Akibatnya karena
ini berlangsung terus-menerus, ketika si anak besar ia menjadi fobia
terhadap jarum suntik.
Permodelan dan pengkondisian.
Contoh : Orang tua seseorang memiliki fobia terhadap
lebah dan
menunjukkan sikap ketakutan ketika ada lebah di dekatnya. Hal ini
terus dilihat oleh anaknya, sehingga anaknya ikut menganggap bahwa
lebah adalah hewan yang menakutkan dan menjadi fobia lebah.
Berdasarkan buku DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders
4th
edition, Text Revision), fobia diklasifikasikan
menjadi 3 kategori yaitu :
Agorafobia. berasal dari bahasa Yunani yang artinya “rasa takut di
tempat umum”. Agorafobia adalah ketakutan akan keramaian dan
tempat terbuka. Beberapa sumber memasukkan Agorafobia ke dalam
kategori fobia sosial. Penderita agorafobia
akan
mengalami kesulitan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Situasi seperti antri di tempat
umum, makan di tempat umum, naik kendaraan umum dan sejenisnya
akan menjadi sangat menakutkan. Tidak hanya tempat umum yang
banyak orang, penderita agorafobia juga takut terhadap tempat terbuka
(misalnya jalan kosong, lapangan kosong). Mereka merasa lebih
nyaman jika dikelilingi oleh sesuatu
(misalnya pohon). Pada tingkat
yang tidak terlalu parah penderitanya hanya akan merasa tidak
nyaman, namun pada tingkat yang lebih parah, penderitanya bisa
mengalami serangan panik. Untuk kasus penderita tingkat berat
mereka akan mengurung diri mereka di rumah dan tidak mau keluar.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter