![]() 9
Ichthyophobia: Takut dengan ikan.
Melissophobia: Ketakutan berlebihan terhadap lebah.
Melophobia: Ketakutan mendengarkan musik.
Necrophobia: Ketakutan berlebihan tentang mayat dan kematian.
Nosophobia: Takut sakit.
Numerophobia/Arithmophobia: Takut dengan angka.
Nyctophobia: Takut gelap.
Odontophobia/Dentophobia: Ketakutan berlebihan terhadap gigi dan
operasi gigi.
Ommatophobia: Takut dengan mata
Oneirophobia: Takut bermimpi.
Ophidiophobia: Takut dengan ular.
Pediophobia: Ketakutan terhadap boneka.
Pedophobia: Takut dengan anak-anak.
Photophobia: Takut dengan cahaya.
Pteromerhanophobia: Takut terbang.
Pyrophobia: Ketakutan berlebihan terhadap api.
Traumatophobia: Takut terluka atau cedera.
Triskaidekaphobia: Ketakutan berlebihan terhadap angka 13.
Trichophobia: Takut dengan rambut.
Tryphanophobia: Takut akan injeksi/suntik.
2.2.6
Cara mengatasi fobia
Beberapa penderita ringan biasanya mengatasi fobianya hanya dengan
menghindari hal-hal yang menyebabkan mereka takut. Berhasil atau
tidaknya taktik ini tergantung dari besarnya respon fobia. Namun cara ini
tidak berhasil bagi penderita yang lebih berat.
Banyak dari kasus fobia yang disebabkan karena suatu pengalaman
traumatis, biasanya terdapat selang waktu antara pengalaman traumatis
tersebut dengan berkembangnya fobia. Karena itu penanganan harus
dilakukan sesegera mungkin. Singkatnya, orang yang mengalami suatu
pengalaman traumatis harus sesegera mungkin dihadapkan dengan
penyebab traumanya itu. Misalnya, untuk seorang pilot yang mengalami
kecelakaan udara, harus sesegera mungkin disuruh melakukan
penerbangan lagi. Untuk anak yang diserang oleh seekor anjing, harus
segera dipertemukan dengan anjing lain. Tentunya hal ini boleh dilakukan
dengan pendampingan. Hal ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya
trauma tadi menjadi suatu fobia.
Trauma sendiri berasal dari kata Yunani t?a?µa (trauma) yang berarti
luka. Sebuah peristiwa traumatis mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk mengatasi kecemasan di kemudian
hari. Jadi dapat disimpulkan
bahwa trauma adalah salah satu penyebab seseorang menjadi fobia.
Untuk menangani kasus fobia yang sudah terbentuk, yang harus dilakukan
oleh si penderita adalah mengakui fobianya sendiri. Tidak perlu malu jika
kita mengidap suatu fobia. Pertolongan professional bisa kita dapatkan dari
|