Start Back Next End
  
5
2.2
Pembahasan
2.2.2
Tentang Soedirman
Jenderal
Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah panglima TNI yang pertama,
tokoh agama, pendidik, tokoh Muhammadiyah sekaligus pelopor perang gerilya di
Indonesia. Jenderal Soedirman juga salah satu Jenderal bintang lima di Indonesia
selain Jenderal
AH Nasution, dan Jenderal
Soeharto. Beliau lahir di Bodas
Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal di
Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun karena penyakit
tuberkulosis
dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di
Semaki, Yogyakarta. ( wikipedia )
Jenderal
Soedirman lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana.
Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor,
Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan Wedana Rembang. Soedirman
sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, seorang asisten
Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem. Jenderal
Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian
ia melanjutkan sekolah
ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta tapi
tidak sampai tamat. Soedirman saat itu juga giat di organisasi Pramuka. Setelah itu
ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. 
Pengetahuan militernya diperoleh dari pasukan Jepang melalui
pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan
Batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi
V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima
Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR). Soedirman dikenal
memiliki pribadi yang teguh pada prinsip dan keyakinan, Ia selalu mengutamakan
kepentingan orang banyak banyak dan bangsanya di atas kepentingan pribadinya,
bahkan kepentingan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam
sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai
seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah
air, bangsa, dan negara. Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah
menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi
untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Pasukan Sekutu. Momen tersebut digunakan Soekarno untuk mendeklarasikan
kemerdekaan Indonesia. Soedirman dan pasukannya bertempur di Banyumas,
Jawa Tengah melawan Jepang dan berhasil merebut senjata dan amunisi. Saat itu
pasukan Jepang posisinya masih kuat di Indonesia. Soedirman mengorganisir
batalyon PETA-nya menjadi sebuah resimen yang bermarkas di Banyumas, untuk
menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar
dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter