![]() 10
Tabel 2.3. Kode Nomor Pada Plastik, Badan Pengawasan Obat dan Makanan dalam
artikel Plastik Sebagai Kemasan Pangan (2010)
2.1.4 Polystyrene
Polystyrene
adalah plastik berbasis minyak bumi yang terbuat dari
styrene monomer. Kebanyakan orang mengetahuinya dengan nama styrofoam,
yang sebenarnya adalah nama dagang dari produk busa polystyrene. Polystyrene
PS
(Polystyrene)
Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan
lunak/berbentuk foam.
PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku,
getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti
alkohol), mudah dibentuk, melunak pada suhu 95
o
C.
Contoh : wadah plastik bening berbentuk kotak untuk
wadah makanan.
PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya
berwarna putih, lunak, getas, mudah terpengaruh
lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini
dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan.
Contohnya yang sudah sangat terkenal styrofoam.
Biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau
minuman sekali pakai, wadah CD, karton wadah telur,
dll.
Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam
microwave.
Kemasan styrofoam yang rusak/berubah bentuk
sebaiknya tidak digunakan untuk mewadahi makanan
berlemak/berminyak
Other
(Digunakan untuk
jenis plastik selain
pada nomor 1-6,
termasuk
Polycarbonat,
bio-based plastic,
co-polyester,
acrylic, polyamide,
dan campuran
plastik )
Bersifat keras, jernih dan secara termal sangat stabil.
Bahan Polycarbonat dapat melepaskan Bisphenol-A
(BPA) ke dalam pangan, yang dapat merusak sistem
hormon. Biasanya digunakan untuk galon air minum,
botol susu, peralatan makan bayi.
Untuk mensterilkan botol susu, sebaiknya direndam
saja dalam air mendidih dan tidak direbus.
Botol yang sudah retak sebaiknya tidak digunakan
lagi.
Pilih galon air minum yang jernih, dan hindari yang
berwarna tua atau hijau.
Melamin
Termasuk dalam golongan plastic termoset atau
plastik yang tidak dapat didaur ulang.
Bersifat keras, kuat, mudah diwarnai, bebas rasa dan
bau, tahan terhadap pelarut dan noda, kurang tahan
terhadap asam dan alkali.
Terbuat dari resin (bahan pembuat plastik) dan
formaldehid atau formalin.
Kandungan formalin pada melamin dapat bermigrasi
ke dalam pangan, terutama jika produk pangan dalam
keadaan panas, asam dan mengandung minyak.
Biasanya digunakan sebagai peralatan makan,
misalnya piring, cangkir, sendok, garpu, sendok nasi,
dll.
Melamin yang tidak memenuhi syarat *) sebaiknya
tidak digunakan untuk mewadahi pangan yang berair,
mengandung asam, terlebih dalam kondisi panas.
|