12
pameran plus musik yang didukung oleh beberapa teman yang intens
membuat merchandise dari sore hingga malam. Acara itu sebesar Street
Dealin, Kemang-Prapanca penuh dan macet total dan mendatangkan 1000-
2000 padahal ruangan tersebut berkapasitas 700 orang, jadi bikin macet total,
akhirnya diprotes warga setempat karena sampah sampai ke Bangka Dalam
ujar Jablay. 1km radius dari tempat acara penuh dengan sampah Ones
menambahkan.
Selain Jakarta, Artcoholic menggambar di Surabaya,
Bandung, Solo, Depok, Malang dan Jogja. Bahkan scene graffiti
di Solo
pernah mengundang Artcoholic untuk diskusi dan menggambar, karena
graffiti pernah dilarang pemerintah setempat . Eksis di dalam negeri membuat
Artco mengikuti pameran bertaraf internasional 400ml di Prancis. Gardu
House dibuat bersama di luar Artcoholic, yang saat itu masih berlokasi di
Fatmawati dengan Vinyl Attack sebagai pameran pertama di tempat tersebut,
yang saat itu masih bersistem organik dan masih mencari-cari sistem apa
yang pas untuk mengelola ruang tersebut.Pertama bikin Gardu pengen
punya satu tempat untuk mengekspresikan diri, pengen bikin sesuatu, ahirnya
kita bikin dari pengalaman di luar
tentang sistemnya dan konsep mau bikin
apa, kita juga sempat susah ketemuan karena kesibukan kerja masing-masing.
Akhirnya bikin ide untuk bisa ketemuan, karena kalau ngumpul bisa jadi
bikin pergerakan dari hal kecil dan bisa dibaca, kalo sendiri kita ga bisa
ngerjain hal lain, kalo barengan bisa bikin sesuatu yang kita mau. Gardu
bukan untuk kepentingan Artcoholic aja, selain itu lucunya banyak orang
yang ingin masuk Artco, Jadi Gardu House ada untuk dijadikan tempat
untuk kerjasama, ngobrol dan mengembangkan ide, selain itu kita juga
harus open mind, kerjasama dengan bidang lain jelas Jablay.
Desember 2012)
|