Poster tersebut dibuat di atas kertas pastoor
berwarna putih kira-kira
berukuran 80x100 cm. Digambar dengan cat tube yang diencerkan dengan
bensin. Bung, Ayo Bung! Kata-kata itu bukan ciptaan Affandi, melainkan
dari penyair Chairil Anwar.
Poster buatan Affandi ini mudah sekali menyentuh hati setiap orang
yang melihatnya. Sebab corak lukisannya realistik impresionistik. Inilah
poster pertama pada waktu proklamasi kemerdekaan yang kemudian
diperbanyak dan disebarkan ke daerah-daerah. Dengan demikian poster ini
menjadi suatu bukti bahwa seniman dari berbagai bidang seni bekerja sama
untuk kepentingan nusa dan bangsa (The Stories Of Affandi. Ade Tanesia, 2012,
hal 24-25).
Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan
mendirikan perkumpulan Seniman Masyarakat 1945. Perkumpulan ini
akhirnya menjadi Seniman Indonesia Muda setelah S. Soedjojono juga
pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1947, Affandi mendirikan Pelukis
Rakyat bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan
kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan
pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah
kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan Gabungan Pelukis
Indonesia.
Pameran Pameran Affandi
Setelah itu pada tahun 1949, Affandi
mendapat kesempatan untuk
menimba
ilmu di India, dia memenuhi undangan belajar melukis selama dua
tahun dari Santineketan, sekolah yang didirikan oleh Rabindranath Tagore.
Sebenarnya undangan tersebut hanya diperuntukkan untuk seorang saja,
namun Affandi berangkat bersama anak dan isterinya. Mereka bertekad
mencukupkan bea siswa yang dia terima dengat hidup sehemat mungkin.
Perjalanan dari Jakarta menuju India, mereka mampir di Singapura. Di sana
Kartika bertemu dengan seorang pemuda, Saptohudoyo, yang kemudian
melamarnya. Mereka bertunangan dan berjanji akan bertemu dan menikah di
London, karena waktu itu Sapto sedang belajar melukis di sana.
|