melukis. Dengan enteng, dia menjawab, Saya melukis karena saya tidak bisa
mengarang, saya tidak pandai omong. Bahasa yang saya gunakan adalah
bahasa lukisan. Bagi Affandi, melukis adalah bekerja. Dia melukis seperti
orang lapar. Sampai pada kesan elitis soal sebutan pelukis, dia hanya ingin
disebut sebagai tukang gambar.
Affandi memang hanyalah salah satu pelukis besar Indonesia bersama
pelukis besar lainnya seperti Raden Saleh, Basuki Abdullah dan lain-lain.
Namun karena berbagai kelebihan dan keistimewaan karya-karyanya, para
pengagumnya sampai menganugerahinya berbagai sebutan dan julukan
membanggakan antara lain seperti julukan Pelukis Ekspressionis Baru
Indonesia bahkan julukan Maestro. Koran International Herald Tribune yang
menjulukinya sebagai Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia, sementara di
Dari dalam negeri
sendiri, tidak kalah banyak penghargaan yang telah diterimanya, di antaranya,
penghargaan "Bintang Jasa Utama" yang dianugrahkan Pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1978. Dan sejak 1986 ia juga diangkat menjadi Anggota
Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Bahkan
seorang Penyair Angkatan 45 sebesar Chairil Anwar pun pernah
menghadiahkannya sebuah sajak yang khusus untuknya yang berjudul
"Kepada Pelukis Affandi".
2.5
Prestasi dan Penghargaan
1943 1944
Mengadakan pameran tunggal pertama di Gedung Poetra Jakarta
1949 1951
Mendapatkan beasiswa dari Pemerintah India untuk mengadakan pameran
keliling di kota-kota besar di India dan tahun 1951 meneruskan
perlawatannya ke Eropa sampai dengan 1954.
|