2.
Kamikaze Sebagai Sebuah Kehormatan
link sumber:
Tidak ada pengorbanan yang lebih tinggi dari seseorang yang
menyerahkan nyawanya untuk sebuah perjuangan. Apakah itu perjuangan
untuk keluarga, sahabat, atau negaranya. Dalam sejarah peperangan di
sejumlah negara, kita tentu sering mendengar tentang pengorbanan jenis ini.
Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, tampaknya tak ada yang
seradikal seperti yang dilakukan pilot-pilot muda Jepang.
Jika pengorbanan nyawa yang terjadi di sejumlah negara hanya
dilakukan seorang atau sekelompok pejuang dalam keadaan terdesak; dalam
sejarah peperangan Jepang di Pasifik (1944), mereka siap mengorbankan
nyawa dalam unit-unit khusus yang telah dipersiapkan dengan taktik
menabrakkan pesawat yang mereka kemudikan ke kapal-kapal perang
Amerika. Jepang menjuluki serangan yang tak biasa ini sebagai kamikaze
atau yang dalam bahasa mereka berarti Angin Dewa.
Meski sudah melawan matimatian, Jepang toh tak bisa menepis
kekalahan. Born atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada 6
dan 9 Agustus 1945 benar-benar mengandaskan ambisi Jepang yang ngin
menguasai Asia Pasifik. Rakyat Indonesia sendiri tak akan pernah melupakan
kekejaman Jepang yang selalu ingin disebut Pemimpin Asia, Pelindung Asia
dan Cahaya Asia itu.
Sukar dinalar Kekalahan, dalam tradisi dan kebudayaan Jepang,
ternyata merupakan fakta yang amat memalukan. Secara turun temurun orang
Jepang seperti sudah mewarisi watak untuk pantang menerima kekalahan.
Dalam pekerjaan dan cita-cita, mereka akan berusaha merengkuhnya dengan
gigih. Sementara dalam bertempur, mereka
akan berusaha menundukkan
musuh-musuhnya hingga titik darah terakhir.
(Sejarah Perang, 2011, Blog
Sejarah Perang Dunia)
|