Start Back Next End
  
BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 
  Sumber Data
2.1.1 Literatur Artikel
1.
Kamikaze, Keberanian Tiada Tara Demi Kehormatan
Sejumlah pilot muda Jepang berbaris rapi. Cuaca pagi itu sangat
cerah, sangat mendukung untuk sebuah misi penerbangan. Tidak tampak raut
ketakutan di wajah mereka. Tegar. Padahal, hari itu mereka dipastikan
menjemput kematian. 
Para pemuda yang rata-rata berusia 19-24 tahunan tersebut adalah
pilot Special Attack Forces Kamikaze saat Perang Dunia II. Yaitu, unit
serangan khusus (tokubetsu kogeki tai) yang dibentuk untuk membawa misi
menghancurkan musuh (Sekutu) dengan cara menabrakkan pesawat tempur
ke kapal induk milik Sekutu alias bunuh diri! Pelaksana Kamikaze pada
Oktober 1944 adalah komandan staf tempur AL Jepang di Filipina Takejiro
Onishi yang mendapatkan julukan Bapak Kamikaze.
Dimulai dengan ritual perpisahan minum sake, satu per satu pilot
masuk ke kokpit pesawat. Sang komandan pangkalan memberikan hadiah
pedang samurai pendek dan ikat kepala hamachchi sebagai tanda kebanggaan
dan kehormatan bangsa Jepang.
Di sisi lain, sejarawan Jepang menampik bahwa Kamikaze adalah
suatu bentuk frustrasi tentara Jepang setelah menelan kekalahan demi
kekalahan di berbagai front
(pertempuran) menjelang berakhirnya perang
Pasifik.
(Eko Prasetyo, 2011, “Kamikaze, Keberanian Tiada Tara Demi
Kehormatan”)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter