Start Back Next End
  
*
penentuan nasib dalam mendukung federasi independen dengan        
Portugal; 
*
peningkatan pembangunan sosial, ekonomi, budaya dan politik 
*
penggunaan bahasa Portugis secara nasional
*
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia dan demokrasi 
*
pembagian pendapatan yang merata 
*
kebijakan tetangga yang baik 
dan kerja sama dengan partai-partai politik yang lain.
Partai ini juga menyatakan menentang aktif korupsi dan ‘integrasi Timor Timur dengan negara
asing manapun’.
Dalam pernyataan resmi gabungan dengan FRETILIN pada tanggal 18 Maret 1975, UDT
menegaskan posisinya terhadap kemerdekaan dan menyatakan ‘pertahanannya yang tak akan
berubah pada hak masyarakat untuk kemerdekaan nasional’.
Koalisi UDT dengan Fretilin hancur pada Mei 1975. Pada tanggal 11 Agustus UDT melancarkan
kudeta (menurut Joao Carrascalao adalah aksi ‘ketidaktundukan sipil’, civil disobedience) dan
diikuti oleh perang sipil yang menewaskan kurang lebih 1500 orang, pengungsi mengalir ke
Timor Barat dan Australia, dan beberapa bulan ‘interregnum’ FRETILIN sebelum penyerangan
Indonesia pada tanggal 7 Desember 1975.
Partai ini pada umumnya beroperasi di luar Timor Timur di Portugal dan Australia selama masa
pemerintahan Indonesia. Hal ini telah melemahkan posisinya di tengah generasi muda Timor
Timur namun memungkinkan adanya kontak internasional, sumber pendanaan dan pengalaman
yang akan bermanfaat saat ini pada pembangunan kembali partai ini. Kongres nasional diadakan
di Perth tanggal 3-6 Desember 1997, merevisi Undang-Undang dan organ-organ internal partai
ini dan mengikat dirinya kembali pada kemerdekaan Timor Timur, Deklarasi Universal Hak-Hak
Asasi Manusia, kemajemukan, demokrasi dan anti kekerasan.
UDT ikut serta dalam kongres CNRT di Portugal tahun 1998 dan kongres CNRT bulan Agustus
tahun 2000 di Timor Timur. Sejak saat itu telah menarik diri dari CNRT (lihat penjelasan CNRT)
namun kini mengirim pengamatnya pada pertemuan-pertemuan Badan Tetap. Partai ini telah
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter