Start Back Next End
  
Luas Pulau Timor sekitar 30,777 km². Nama pulau ini diambil dari kata “timur”, bahasa Melayu
untuk timur; dinamakan demikian karena terletak di ujung timur rantai kepulauan Sunda Kecil.
Ada juga spekulasi yang menyatakan bahwa nama Timor berasal dari bahasa Latin ‘timere’
yakni nama pemberian dari para misionaris Katolik dari Portugis dan Spanyol ketika
menginjakkan kaki di Nusa Cendana harum mewangi ini. Timere sendiri artinya “takut”,
mungkin karena para penduduk asli lari ketakutan melihat kedatangan bangsa kulit putih
tersebut.
Pada bagian selatan dan tenggara Timor terletak negara Australia. Pada sebelah barat laut adalah
pulau Sulawesi dan pada arah barat ialah pulau Sumba. Pada sebelah barat-barat laut Timor
adalah kepulauan Flores dan Alor, dan pada sebelah timur laut terletak Kepulauan Barat Daya,
termasuk Wetar.
Timor, bersama dengan Kepulauan Sunda Kecil pada barat laut dan kepulauan kecil lainnya pada
timur laut, ditutup oleh hutan kering tropika. Banyak pohon yang gugur daunnya pada musim
kemarau.
Menurut mitos rakyat setempat, pulau Timor dulunya adalah seekor buaya raksasa. Mitor ini
sangat kuat hidup di bagian timur. Orang Timor Leste sendiri menamakan daerahnya secara tak
resmi dengan “The Sleeping Crocodille” sang buaya tidur.
Pulau Timor telah terbagi menjadi dua bahagian selama berabad-abad: Timor Barat, yang
dikenali sebagai “Timor Belanda” dari tahun 1800-an hingga 1949 ketika ia menjadi “Timor
Indonesia”, sebuah bahagian dari negara Indonesia yang terbentuk dari bekas Hindia Belanda;
dan Timor Timur yang dikenali sebagai Timor Portugis dari tahun 1596 hingga 1975. Wilayah
Timor Timur juga mencakupi kawasan yang dinamakan “Enclave Oecussi-Ambeno” di Timor
Barat. [Sebelumnya bahkan mencakup wilayah Noemuti, di Timor Tengah Utara, sebagai
enclave dari Ambeno!]. Belanda dan Portugis tidak menyelesaikan masalah perbatasan ini secara
resmi hingga 1912.
Timor Timur (‘Tim-Tim’) menjadi sebahagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27
setelah Gabenor Jeneral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili
setelah tidak mampu mengawal keadaan yang pada masa itu berlakunya perang saudara.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter