![]() 5
Karena runtuhnya Singasarai dan Majapahit, serta munculnya kerajaan baru
yaitu Demak sebagai sebuah kerajaan Islam, maka keberadaan Etnis
Cina ini
dipakai sekutu Demak di dalam rangka menguasai tanah Jawa dan penyebaran
agama Islam. Hal itu dimungkinkan karena panglima armada laut yang mendarat
di Semarang, seoarang yang beragama islam, yaitu Cheng Ho. Penyebaran Islam
di Jawa oleh etnis Tionghoa ini ternyata berhubungan dengan tokoh-tokoh
penyebar agama Islam di Jawa yaitu wali songo. Empat dari sembilan wali
songo merupakan orang Cina atau masih keturunan Cina, yaitu Sunan Ampel,
Sunan Bonang (anak dari Ampel dan seorang wanita Cina), Sunan Kalijaga, dan
Sunan Gunungjati. Selain menyebarkan agama Islam, Etnis Cina ini juga diberi
wewenang untuk menjalankan Bandar atau pelabuhan laut di Semarang dan
Lasem. Hal ini oleh Demak dimaksudkan untuk melumpuhkan Bandar-bandar
laut yang lain, yang masih dikuasai oleh sisa-sisa Singasari dan Majapahit
seperti bandar laut Tuban dan Gresik.
Beberapa peninggalan zaman dahulu yang menyebutkan tentang
kedatangan etnis Tionghoa ada baik di Indonesia maupun di negeri Cina . Pada
prasasti-prasasti dari Jawa orang Cina disebut-sebut sebagai warga asing yang
menetap di samping nama-nama sukubangsa dari Nusantara, daratan Asia
Tenggara dan anakbenua India. Beberapa catatan tertua ditulis oleh para
agamawan, seperti Fa Hien pada abad ke-4 dan I Ching pada abad ke-7. Fa Hien
melaporkan suatu kerajaan di Jawa (To lo mo) dan I Ching ingin datang ke
India untuk mempelajari agama Buddha dan singgah dulu di Nusantara untuk
belajar bahasa Sansekerta dahulu. Di Jawa ia berguru pada seseorang bernama
Jñânabhadra Dalam suatu prasasti perunggu bertahun 860 dari Jawa Timur
disebut suatu istilah, Juru Cina, yang berkait dengan jabatan pengurus orang-
orang Tionghoa yang tinggal di sana. Beberapa motif relief di Candi Sewu
diduga juga mendapat pengaruh dari motif-motif kain sutera Tiongkok.
Orang China
terbagi menjadi dua golongan berdasarkan
keberangkatanmereka dari Tiongkok:
Golongan pertama adalah mereka yang datang pada abad ke-15, mereka
dating untukmenjadi petani, buruh, pekerja, dan pedagang, mereka mencapai
Tangerang dengan menggunakan perahu sederhana, dan pada awalnya hidup
pas-pasan dan bekerja sama dengan kolonial Belanda untuk mencapai standar
hidup yang lebih baik. Dewasa ini kebanyakan orang Cina Benteng golongan
|