Start Back Next End
  
18
1957 - Pada tanggal 11 Februari 1957, Aidit memberikan pidato dalam sidang
umum DPR. Yang berisi kurang lebih mengenai pembelaan Aidit dan partainya pada
saat peristiwa madiun dan kerusuhan petani di Tanjung Morawa. Aidit mengatakan
"saya tidak ingin menentang siapa-siapa, tetapi kapan saja Hatta ingin peristiwa
Madiun dibawa ke pengadilan, kami dari PKI selamanya bersedia menghadapinya.
Kami yakin jika soal ini dibawa ke pengadilan bukanlah kami yang menjadi terdakwa,
akan tetapi kami yang akan menjadi pendakwa."
1964
-
Aidit pada saat itu sebagai Ketua Comite Central PKI membawahi
terbentuknya Biro Chusus. Biro Chusus Central dipimpin Sjam Kamaruzaman.
1965 - Pada Juli 1965, merebak kabar kesehatan Bung Karno memburuk, suhu
politik Tanah Air makin panas pula. Sebuah berita yang datang : Bung Karno akan
lumpuh atau meninggal dunia. Di jakarta bertiup rumor, muncul Dewan Jendral yang
hendak menggulingkan Bung Karno. Akan tetapi Aidit mengetahui kabar tentang
kesehatan Bung Karno itu bohong. Aidit membawa seorang dokter Cina yang tinggal
di Kebayoran Baru. Soebandrio dan Leimena yang juga dokter, ikut memeriksa
Soekarno. Kesimpulan mereka sama : Bung Karno cuma masuk angin.
1965 - Meletus peristiwa 30 September 1965. Pada saat kejadian Aidit berada
di bandara Halim Perdanakusuma. Aidit mendengar dan mengetahui telah terjadinya
pembunuhan terhadap jendral-jendral. Maka Aidit meminta kepada AURI diantarkan
ke Yogyakarta, permintaan yang selanjutnya disetujui oleh AURI dan akhirnya
dibawa ke Yogyakarta. Di Yogyakarta telah terjadi keanehan, karena rumah sutrisno
(salah seorang fungsionaris PKI) yang dituju ternyata sudah didiami oleh orang lain
ialah Bapak Tolhah Mansur SH dari NU. Akhirnya Aidit di antar ke rumah Wardoyo,
mantan Digulis. Keadaan di Yogyakarta sangat mencekam sehingga Aidit
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter