Start Back Next End
  
17
Timur. Masa yang menyebutnya kaum revolusioner bergerak. Puluhan buruh dan tani
bergerak mengambil alih kekuasaan pemerintah di daerah-daerah. Musso mencoba
mendirikan "Soviet Republik Indonesia". Madiun, Magetan, Cepu, Blora, dan
sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikuasai massa PKI. Pada akhirnya
Soekarno meminta rakyat untuk memilih dirinya atau Musso, yang dicapnya sebagai
pengkhianat Republik. Mayoritas pemimpin partai tertangkap, lalu dihukum tembak.
Sempat tertangkap di Yogyakarta, Aidit beruntung karena sosoknya tidak dikenali
sehingga Aidit dapat lolos.
1948
-
Bersama beberapa yang tersisa, Aidit mencoba membangun kembali
partai. Aidit masih setia kepada ide Musso dan tetap menerbitkan "Bintang Merah"
yang isinya mangandung paham-paham revolusioner dan anti imperialis. Dia kerap
mancantumkan nama "Alamputra" di bawah tulisannya.
1950
-
Aidit bersama M.H. Lukman, Sudisman, dan Nyoto memindahkan
kantor PKI dari Yogyakarta ke Jakarta.
1951 - Karir politik Aidit makin gemilang, Aidit "mengkudeta" kelompok PKI
tua, Alimin dkk, yang dinilai melakukan banyak kesalahan. Tan Ling Djie, anggota
senior politbiro, didepak karena perbedaan pandangan politik. Didukung sejumlah
aktivis muda dalam kongres V PKI, 1951, Aidit berhasil menduduki
posisi Ketua
Comite Central PKI.
1955
-
Pada Pemilihan Umum 1955, PKI melesat naik di urutan keempat
setelah PNI, Masyumi, dan Nahdatul Ulama. Dimasa ini PKI menjadi partai komunis
terbesar di negara non-komunis dan partai komunis terbesar ketiga di dunia
setelah
Rusia dan Cina. Hasil itu membuat Aidit optimis partainya bisa meraih posisi nomor
satu sebelum 1975.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter