Pada metode campuran, tingkat produksi pada
tingkat diset berdasarkan kondisi
actual. Tingkat
produksi ini ditentukan berdasarkan jumlah
lintasan produksi atau
mesin, jumlah hari kerja, tingkat efisiensi, tingkat utilitas mesin dan jumlah shiftnya.
Apabila terjadi kelebihan akan disimpan, jika kekurangan akan dilakukan over time
untuk menaikkan kapasitas. Kenaikan kapasitas maksimal sebesar 25% dari kapasitas
reguler. Jika
masih kekurangan diperbolehkan melakukan
SubKontrak. Jadi pada
metode ini, variabel yang dikendalikan tidak hanya satu variabel produksi, tetapi bisa
lebih dari 2 variabel produksi.
2. Metode optimasi
Perencanaan agregrat dapat digunakan menggunakan
metode optimasi yang terdiri
atas model programa
linier dan model transportasi land. Metode ini
mengijinkan
penggunaan produksi reguler, overtime,
inventory, back order, dan SubKontrak.
Hasil
perencanaan yang diperoleh dapat dijamin optimal
dengan asumsi optimistik
bahwa tingkat produksi (yang dipengaruhi hiring dan training pekerja) dapat
dirubah dengan cepat. Agar metode ini dapat
diaplikasikan, kita harus
memformulasikan persoalan perencanaan ageregat sehingga :
kapasitas tersedia (supply) dinyatakan dalam kg
yang sama dengan kebutuhan
(demand).
total kapasitas horizon perencanaan harus sama dengan total peramalan kebutuhan.
Bila tidak
sama, kita gunakan variabel dummy sebanyak
jumlah selisih tersebut
dengan kg cost nol.
semua hubungan biaya merupakan hubungan linier.
a) Model progama linier
Program linier dapat digunakan sebagai alat
perencanaan agregat. Model ini dibuat
karena
avaliditas pendekata koefisien manajemen sukar
dipertanggungjawabkan.
Asumsi model programa linier adalah :
Tingkat permintaan (Dt) diketahui dan diasumsikan determistik
Biaya variabel
variabel ini bersifat linier dan
variabel
variabel tersebut dapat
berbentuk bilangan riil
Batas atas dan bawah jumlah produksi dan
inventory mempresentasikan batasan
kapasitas dan space yang bisa dipakai. Asumsi ini sering kali menyebabkan model
program linier kurang realistis jika diterapkan. Misalnya variabel berbentuk bilangan
riil,
sementara itu pada kenyataannya nilai
variabel
variabel tersebut adalah
|