![]() 7
400 tahun mengalami revolusi mesin cetak. Akibatnya semakin banyak satrawan dan
novelis yang melakukan komunikasi formal antara penulis dan pembacanya.
c. Perkembangan Perpustakaan di Berbagai Negara
Sumeria dan Babylonia
Perpustakaan dikenal sejak 3000 SM dengan kegiatan menulis rekening jadwal
kegiatan yang diperoleh dalam bentuk clay tablet atau lempeng tanah liat. Tulisan
yang digunakan berupa kumpulan gambar yang disebut pictograph
yang
kemudian berkembang menjadi aksara Sumeria dan berkembang lagi menjadi
huruf paku yang disebut sebagai cuneiform. Perpustakaan yang berisikan
lempengan tanah liat didirikan tahun 668-
626 SM di Niniveh oleh raja
Azurbanipal. Terdapat 3000 lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari berbagai
penjuru kerajaan.
Mesir
Teks tertulis dimulai sejak abad 4000 SM ditulis dengan huruf hieroglyiph dan
semakin maju dengan penggunaan papyrus dibantu dengan alat tulis berupa kuas
dan tinta pada tahun 1200 SM. Pengembangan perpustakaan terjadi di Mesir
hingga 1250 SM dan perpustakaan tersebut dimiliki oleh Raja Rameses II yang
memiliki koleksi sekitar 20.000 buku.
Yunani
Bangsa Yunani mengenal perpustakaan pada tahun 600-
700 SM dan mencapai
kejayaan pada tahun 500 SM pada zaman Hellenisme dan perpustakaan utama
terletak di kota Alexandria (Mesir) dan Pegamum di Asia Kecil. Perpustakaan
Alexandria ini memiliki 200.000- 700.000 gulungan papyrus. Perpustakaan yang
dikenal sebagai
Bibliotheca Alexandrina Egypt saat ini merupakan perpustakaan
pertama, tertua, dan terbesar di dunia.
Di Asia Kecil, perpustakaan Pergamum digunakan sebagai pusat belajar dan
kegiatan sastra. Penggunaan papyrus terbatas sehingga lebih diutamakan
penggunaan parchmen atau kulit binatang hingga berkembangnya mesin cetak.
Koleksi perpustakaan Pergamum mencapai 100.000 gulungan parchmen yang
telah diserahkan ke perpustakaan Alexandria.
|