![]() Ketahuilah, barang siapa memiliki tirtha prawidhi, dia akan dapat memahami hidup.
ini dan akan mampu mengenal asal, arah dan tujuan hidup manusia, yaitu sangkan
paraning dumadi. Pergilah anakku. Jangan pernah ragu, karena orang yang ragu
takkan pernah berhasil.
Bima memang orang yang tidak pernah banyak pikir sebelum bertindak. Setelah
minta izin dengan ibunya, Dewi Kunti Dewi Arimbi. ia pun berangkat. Dalam pikiran
Bima tidak terlintas rencana busuk yang dibuat oleh Kurawa untuk mencelakakan
dirinya. Di perjalanan mencari tirtha prawidhi, Bima tidak perduli pada binatang buas,
raksasa, setan atau jin yang mengganggunya dalam pengembaraan. Semua berhasil
dikalahkan.Pada suatu hari ketemulah Bima dengan raksasa sakti yaitu Rukmakhala.
Ia menantang raksasa itu untuk berkelahi. Tantangan diterima. Ia menerjang raksasa
itu. dan
tewas seketika. Begitu terbanting ke tanah, raksasa itu menjelma menjadi
Batara Indra, yaitu ayah Bima sendiri.
Batara Indra memberinya mantra
Jalasengara.
hadiah itu akan menjadi bekal
baginya untuk mengarungi samudera paling dalam di mana pun di dunia. Kemudian
Batara indra
memberinya petunjuk bahwa air hidup yang dimaksud terletak di dalam
Telaga Gumuling, di tengah rimba Palasara. Di dalam rimba belantara itu Bima harus
menghadapi seekor naga raksasa sebesar Gunung Semeru yang bernama Anantaboga.
Bima mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke rimba Palasara. Sampai di tepi Telaga
Gumuling, Bima disambut oleh naga raksasa Anantaboga yang langsung
menyerangnya. Naga itu mengibas-ibaskan ekornya dan membelit badan kesatria
Pandawa itu. Dengan Pancanaka, kuku ibu jarinya yang sakti, Bima menusuk leher
Anantaboga dan memutus tali nyawanya. Anantaboga menggelepar-gelepar sebentar,
lalu menggeletak
mati, tak bergerak.Mayat Anantaboga lenyap, menjelma menjadi
Dewi Maheswari. Sesungguhnya Dewi Maheswari adalah bidadari yang dikutuk oleh
Sang Hyang Guru Pramesti. Ia terpaksa menjalani hukuman sebagai naga raksasa.
Dari Dewi Maheswari, Bima mendapat petunjuk
di mana ia bisa menemukan tirtha
prawidhi, yaitu di dasar samudera raya.
Dengan mantra Jalasengara pemberian Batara Indra, Bima mengarungi
Samudera Selatan yang penuh gelombang bergulung-gulung setinggi gunung. Di
dalam samudera itu ia harus menghadapi naga besar Nawatnawa yang menyemburkan
hujan berbisa. Tetapi, berkat apa yang dialaminya di Sungai Gangga, badannya
menjadi
kebal. Dan berkat mantra pemberian Batara Indra, ia bisa mengambang di
|