Start Back Next End
  
28
2.3.2
Teori Kognitif Sosial 
Teori
kognitif sosial merupakan sebuah penamaan baru dari teori belajar
sosial (social learning theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Nama baru
dengan nama teori kognitif sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide
pokok dari pemikiran Bandura juga merupakan pengembangan dari ide Miller dan
Dollard tentang belajar meniru (imitative learning). Bandura telah mengelaborasi
proses belajar sosial dengan factor-faktor kognitif dan behavioral
yang
mempengaruhi seseorang dalam proses belajar sosial.Teori ini memiliki peran dalam
mempelajari pengaruh dari isi media massa terhadap masyarakat luas.
Baranowski, Perry, dan Parcel (1997 : 161) menyatakan bahwa
reinforcement is the primary construct in the operant form of learning”. Proses
penguatan merupakan bentuk utama dari cara belajar seseorang. Proses penguatan
juga merupakan konsep sentral dari proses belajar sosial.
Di dalam teori kognitif sosial, penguatan bekerja melalui proses efek
menghalangi (inhibitory effects)
dan efek membiarkan (disinhibitory effects).
Inhibitory Effects
terjadi ketika seseorang melihat seorang model yang diberi
hukuman karena perilaku tertentu. Sebagai contoh pada tayangan film “Temple
Grandin” diberi gambaran apabila seorang pengidap autisme tidak diperlakukan
dengan baik maka emosinya menjadi meledak-ledak. Sebaliknya, Disinhibitory
Effects terjadi ketika seseorang melihat model yang diberi penghargaan atau imbalan
untuk suatu perilaku tertentu, misalnya pada tayangan film “Temple Grandin”, tokoh
Temple Grandin mendapatkan gelar professor dikarenakan kerja kerasnya serta
dibantu dengan dukungan dan bantuan dari keluarga dan orang-orang disekitarnya.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter