Start Back Next End
  
29
Efek-efek yang dikemukakan di atas tidak tergantung pada imbalan dan
hukuman yang sebenarnya, tetapi dari penguatan atas apa yang dialami orang lain
tapi dirasakan seseorang sebagai pengalamannya sendiri (vicarious reinforcement).
Menurut Bandura, vicarious reinforcement
terjadi karena adanya konsep
pengaharapan hasil (outcome expectations) dan harapan hasil (outcome
expectancies). Outcome expectancies
menunjukkan bahwa ketika kita melihat
seseorang model diberi penghargaan dan dihukum, kita akan berharap mendapatkan
hasil yang sama jika kita melakukan perilaku yang sama dengan model. Dalam hal
ini, dapat dilihat pada tayangan film “Temple Grandin” yang merupakan kisah nyata
dari perjalanan hidup seseorang yang mengidap autisme, hal itu dialami oleh diri
tokoh itu sendiri.
Seperti dikatakan oleh Baronowski dkk (1997 : 162), “People develop
expectations about a situation and expectations for outcomes of their behavior before
they actually encounter the situations”, orang akan mengembangkan pengharapan
tentang suatu situasi dan pengharapan suatu hasil dari perilakunya sebelum benar-
benar mengalami situasi tersebut. Selanjutnya, seseorang mengikat nilai dari
pengharapan tersebut dalam bentuk outcome expectancies
(harapan akan hasil).
Harapan-harapan ini mempertimbangkan sejauh mana penguatan tertentu yang
diamati itu dipandang sebagai sebuah imbalan atau pengharapan atau hukuman.
Konsep-konsep yang telah dikemukakan merupakan proses dasar dan
pembelajaran dalam teori kognitif sosial. Meskipun demikian, terdapat beberapa
konsep lain yang dikemukakan teori ini yang akan mempengaruhi sejauh mana
belajar sosial berperan. Salah satu tambahan yang penting bagi teori ini adalah
konsep identifikasi (indentification) dengan model di dalam media. Secara khusus
teori kognitif sosial menyatakan bahwa jika seseorang merasakan hubungan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter