4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Persediaan
Menurut Assauri (1999, p.169), persediaan adalah sebagai suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang
masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Persediaan bisa muncul
karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap
suatu informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja
membuat dan menyediakan produk atau bahan baku lebih awal atau lebih banyak
dari waktu dan jumlah yang dibutuhkan pada suatu waktu tertentu dan ada juga
karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan
dengan perkiraan awal.
Persediaan tanpa disadari akan menimbulkan biaya penyimpanan..
Kebanyakan dari perusahaan pada umumnya mengeluarkan modal besar pada
inventory ataupun persediaan mereka. Maka dari itu pengendalian terhadap
persediaan perlu dilakukan, demi mengurangi modal yang tertahan pada
persediaan. Seperti yang dikatakan Handoko (1997, p. 333) yaitu, pengendalian
persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan
fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai
opportunity cost
(dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih
menguntungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan
yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan
bahan.
2.1.1
Alat Ukur Persediaan
Beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja
persediaan adalah : Pujawan (2010, p. 118)
1.
Tingkat perputaran persediaan (Inventory Turnover Rate), digunakan untuk
melihat seberapa cepat produk atau barang relative terhadap jumlah rata-rata
tersimpan sebagai persediaan.
2.
Inventory Days of Supply, merupakan rata-rata jumlah hari suatu perusahaan
bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Ukuran ini
sebenarnya dapat dikatakan seirama dengan tingkat perputaran persediaan.
3.
Fill rate, yaitu presentase jumlah item yang tersedia ketika adanya kebutuhan
produksi. Misalnya, jika fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3 % dari item
yang dibutuhkan untuk produksi tidak tersedia. Akibatnya produksi harus
terhenti untuk beberapa lama yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
2.1.2
Biaya-Biaya dalam Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya persediaan adalah semua
pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya
persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan dan
|