9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan basis data
Pada teori yang berkaitan dengan basis data, disajikan teori yang lebih
relevan dan lengkap, serta sejalan dengan permasalahan yang dihadapi. Teori
yang dikemukakan berasal dari sumber teori dan hasil dari penelitian.
2.1.1
Data
Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal
dari sudut pandang pengguna. Data bertindak sebagai jembatan yang
menghubungkan antara mesin dengan pengguna Connolly dan Begg
(2010:70).
Sedangkan menurut Indrajani (2011:2), data adalah fakta atau
observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi
bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran obyektif atribut
(karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau
kejadian. Data
juga dapat berupa representasi fakta yang mewakili suatu
obyek seperti pelanggan, karyawan, mahasiswa dan lain-lain, yang
disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, dan
kombinasinya.
2.1.2
Basis data
Basis data adalah suatu kumpulan data logikal yang berhubungan dan
deskripsi dari data tersebut yang dirancang untuk kebutuhan informasi
suatu organisasi (Connolly dan Begg, 2010:65)
  
10
Menurut Indrajani (2011:2), basis data adalah kumpulan terpadu dari
elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data mengonsolidasi
banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam dokumen terpisah.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa basis data adalah
sekumpulan data yang saling terhubung untuk mengurangi pengulangan
data dan memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
2.1.3
Sistem basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data sebagai
kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama
dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri.
Lebih dalam lagi, sistem basis data pada dasarnya adalah sekumpulan
aplikasi yang berinteraksi dengan basis data, yaitu DBMS dan basis data
itu sendiri. Keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut membolehkan
pengguna menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut
sesuai
kebutuhan. Sistem basis data merupakan sistem komputerisasi yang
bertujuan untuk menyimpan informasi dan memungkinkan pemakai untuk
mengambil kembali dan memperbaharui informasi tersebut sesuai dengan
keinginan dan permintaan. (Connolly dan Begg, 2010:65)
alah satu cara menyajikan data untuk mempermudah modifikasi
adalah dengan menggunakan pemodelan data, contohnya seperti ER
Model.
2.1.4
Database Management System (DBMS)
Database Management System
(DBMS) adalah sistem perangkat
lunak yang memungkinkan
pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara, dan mengawasi akses ke
basis data (Connolly dan Begg,
2010:66).
  
11
Pada umumnya, sebuah DBMS yang utuh terdiri dari beberapa
elemen yang saling mendukung agar DBMS dapat berjalan dengan baik,
yaitu:
1.
Perangkat keras
Perangkat keras merupakan sistem aktual komputer yang digunakan
untuk menyimpan dan mengakses basis data. Dalam sebuah organisasi
berskala besar, perangkat keras terdiri dari jaringan dengan sebuah
server pusat dan beberapa program klien yang berjalan di perangkat
komputer.
2.
Perangkat lunak dan utilitas
Perangkat lunak adalah DBMS yang aktual. DBMS memungkinkan
para pengguna untuk berkomunikasi dengan basis data. Dengan kata
lain DBMS, merupakan mediator antara basis data dengan
penggunanya. Sebuah basis data harus memuat seluruh data yang
diperlukan oleh sebuah organisasi.
3.
Prosedur
Bagian integral dari setiap sistem adalah sekumpulan prosedur yang
mengontrol jalannya sistem, yaitu praktek nyata yang harus diikuti
oleh pengguna untuk mendapatkan, memasukkan, menjaga, dan
mengambil data.
4.
Data
Data adalah jantung dari DBMS. Ada dua jenis data. Pertama, adalah
kumpulan informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi. Jenis data
kedua adalah meta data, yaitu informasi mengenai basis data itu
sendiri.
5.
Pengguna
Ada sejumlah pengguna yang dapat mengakses atau mengambil data
sesuai dengan kebutuhan penggunaan aplikasi-aplikasi dan antarmuka
yang disediakan oleh DBMS. Beberapa pengguna yang dapat
mengakses DBMS yaitu :
1)
Administrator basis data
Administrator basis data adalah orang atau grup yang bertanggung
jawab dalam mengimplementasikan sistem basis data di dalam
suatu organisasi.
  
12
2)
Pengguna tingkat akhir
Yaitu orang yang berada di depan workstation
dan berinteraksi
secara langsung dengan sistem.
3)
Programmer aplikasi
Merupakan orang yang berinteraksi dengan basis data melalui cara
yang berbeda.
DBMS menyediakan fasilitas Data Definition Language (DDL) dan
Data Manipulation Language (DML), DDL memungkinkan pengguna
untuk menentukan jenis dan struktur data serta kendala pada data yang
akan disimpan dalam basis data. Sedangkan DML memungkinkan
pengguna untuk melakukan insert, update, dan delete data
dan
mengambil data dari basis data.
Selain menyediakan fasilitas DDL dan DML, DBMS juga
menyediakan akses terkontrol ke basis data seperti: 
1.
Sistem keamanan, yang mencegah pengguna yang tidak sah
mengakses basis data.
2.
Sistem integritas, yang mempertahankan konsistensi data yang
tersimpan.
3.
Sistem kontrol pengulangan data, yang memungkinkan berbagi akses
basis data.
4.
Sistem kontrol pemulihan,
yang mengembalikan basis data ke
keadaan yang konsisten sebelumnya.
5.
Katalog yang dapat diakses pengguna yang berisi deskripsi dari data
dalam basis data.
2.1.5
Analisis dan perancangan sistem
Dalam membangun suatu sistem, diperlukan suatu perencanaan yang
matang, agar sistem yang dibuat dapat sesuai dan bisa memenuhi
kebutuhan organisasi atau perusahaan. Berikut pengertian analisis dan
perancangan sistem.
  
13
2.1.5.1 Pengertian analisis
Analisis dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk
menyelesaikan suatu masalah yang ada pada suatu sistem dengan
cara membagi masalah tersebut ke beberapa bagian dengan
maksud agar mudah dicari penyelesaiannya. (Whitten dan
Bentley, 2007:160)
Lebih dalam lagi, menurut Indrajani (2011:49), analisis artinya
proses mengumpulkan dan menganalisa informasi lalu
menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi
kebutuhan pengguna terhadap sistem.
Sedangkan menurut Laudon (2007:128), analisis sistem adalah
memeriksa sebuah masalah yang ada yang akan diselesaikan oleh
perusahaan dengan menggunakan sistem informasi. Analisis
sistem mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1.
Menentukan masalah
2.
Mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut
3.
Menentukan pemecahan masalahnya
4.
Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
2.1.5.2 Pengertian perancangan
Perancangan atau perencanaan berarti suatu proses
pengidentifikasian proses-proses dan data yang diperlukan oleh
sistem yang baru. 
Menurut Indrajani (2011:49), perancangan dapat diartikan
sebagai suatu proses pengumpulan data, format data, dokumentasi
yang diperlukan, cara membuat desain, dan implementasi.
Umumnya, perancangan bergerak dari input
(masukan) ke
output
(keluaran). Input
dari sistem terdiri dari proses dan data
yang diperlukan oleh sistem tersebut, sedangkan hasil output dari
  
14
sistem berupa reports
dan file
untuk memenuhi kebutuhan
organisasi, dan harus dibatasi dengan jelas.
2.1.6
Database System Development Lifecycle (Database SDLC)
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), Database System
Development Life Cycle adalah komponen penting dari sistem informasi
yang luas yang terkait dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan dari
Database System Development Lifecycle
yaitu seperti terlihat dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tahapan Database System Development Lifecycle (Connolly
dan Begg, 2010:314)
  
15
Dan berikut ini tahapan dari setiap proses yang ada dalam Database
System Development Lifecycle:
1.
Perencanaan basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), perencanaan basis data
adalah kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan dari sistem
siklus basis data dapat diwujudkan dengan efisien dan efektif.
Terdapat tiga permasalahan utama yang berperan dalam penyusunan
suatu strategi sistem informasi, yaitu:
1)
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan
kebutuhan sistem informasi selanjutnya.
2)
Evaluasi terhadap sistem informasi yang berjalan untuk
menetapkan kekuatan dan kelemahan yang ada.
3)
Penilaian terhadap peluang teknik informatika yang mungkin
menghasilkan daya saing. 
Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan basis data
adalah menentukan pernyataan misi untuk sistem basis data secara
jelas. Pernyataan misi mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis
data dan menyediakan jalur yang lebih jelas menuju efisiensi dan
efektivitas penciptaan sistem basis data yang diperlukan.
Setelah pernyataan misi ditentukan, kegiatan selanjutnya meliputi
identifikasi tujuan misi. Setiap tujuan misi harus mengidentifikasikan
tugas tertentu yang harus didukung oleh sistem basis data.
Perencanaan basis data juga harus mencakup pengembangan standar
yang mengatur bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format
harus ditentukan, apa dokumentasi penting yang akan dibutuhkan, dan
bagaimana desain dan implementasi yang harus dilanjutkan.
2.
Definisi sistem
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), menjelaskan batas dan ruang
lingkup sistem basis data dan sudut pandang pengguna utama.
Definisi sistem
memberikan spesifikasi ruang lingkup dalam sistem
basis data termasuk pengguna, tampilan, dan area aplikasi.
3.
Analisis pengumpulan dan kebutuhan
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), definisi dari pengumpulan
dan analisis kebutuhan adalah mengumpulkan analisis dan kebutuhan
  
16
untuk sistem basis data yang baru dari organisasi yang akan didukung
oleh sistem basis data tersebut.
Informasi yang dikumpulkan untuk setiap tampilan pengguna utama
yaitu:
1)
Deskripsi data yang digunakan atau yang dihasilkan.
2)
Perincian bagaimana data tersebut digunakan atau dihasilkan.
3)
Kebutuhan tambahan lainnya untuk sistem basis data yang baru. 
Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengelola kebutuhan suatu
sistem basis data melalui pandangan beberapa pengguna, yaitu:
1)
Pendekatan terpusat 
Segala kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna digabungkan
ke dalam satu kumpulan kebutuhan
untuk sistem basis data yang
baru. Model data yang mewakili seluruh pandangan pengguna
dibuat selama tahap perancangan basis data.
2)
Pendekatan pandangan terintegrasi.
Segala kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna tetap menjadi
daftar terpisah. Model data yang mewakili setiap pandangan
pengguna diciptakan dan kemudian bergabung selama tahap
perancangan basis data.
3)
Kombinasi dari dua pendekatan di atas.
4.
Desain basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010:320), desain basis data merupakan
satu proses membuat desain yang tepat untuk mendukung tujuan dari
sistem basis data yang akan dibuat.
Dalam mendesain suatu basis data, diperlukan suatu metode yang
tepat agar aplikasi yang dibuat dapat digunakan dan sesuai dengan
kebutuhan. Ada dua pendekatan utama dalam merancang basis data,
yaitu pendekatan bottom-up
dan pendekatan top-down. Selain dua
pendekatan tadi, masih terdapat dua pendekatan lainnya yang tidak
jauh berbeda dengan dua pendekatan utama sebelumnya, yaitu
pendekatan inside-out, dan pendekatan campuran (Connolly dan
Begg, 2010:321)
1)
Pendekatan bottom-up
  
17
Dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu, sifat entitas dan
hubungan antar entitas), melalui analisis hubungan antara atribut,
dikelompokkan ke dalam hubungan yang mempresentasikan jenis
entitas dan hubungan antara entitas. Pendekatan ini tepat untuk
desain basis data sederhana dengan jumlah atribut yang relatif
kecil. Namun pendekatan ini menjadi sulit ketika diterapkan pada
desain basis data yang lebih kompleks dengan banyak atribut, di
mana sulit untuk menetapkan semua ketergantungan fungsional
antara atribut.
2)
Pendekatan top-down
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data yang
berisi entitas dan hubungan tingkat tinggi, dan kemudian
menerapkan perbaikan dari metode top-down secara berturut-turut
untuk mengidentifikasi entitas, hubungan, dan atribut tingkat
rendah yang terkait. Pendekatan top-down
diilustrasikan
menggunakan konsep entity-relationship
(ER) model, dimulai
dengan identifikasi entitas dan hubungan antara entitas yang
penting bagi organisasi.
3)
Pendekatan inside-out
Pendekatan ini mirip dengan pendekatan bottom-up. Perbedaannya
adalah pada pendekatan inside-out
terlebih dahulu
mengidentifikasi satu set entitas utama dan kemudian menyebar
keluar untuk mempertimbangkan entitas, hubungan, dan atribut
lain yang berhubungan dengan set entitas yang pertama kali
diidentifikasi.
4)
Pendekatan campuran
Pendekatan campuran menggunakan teknik gabungan dari kedua
pendekatan bottom-up
dan top-down
untuk bagian yang berbeda
sebelum akhirnya menggabungkan semua bagian bersama-sama.
Sedangkan untuk tahap perancangan basis data, ada tiga tahapan
utama perancangan, yaitu:
1)
Perancangan basis data konseptual 
Langkah awal dalam basis data konseptual adalah dengan
membuat model data secara konseptual dari perusahaan yang
  
18
bersangkutan. Data tersebut merupakan informasi-informasi
mengenai perusahaan. Dalam menentukan model data secara
konseptual data yang digunakan tidak termasuk dalam sasaran
DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, dan masalah
dalam pembuatan basis data. Dalam desain basis data konseptual,
data yang ada dikembangkan dengan representasi secara
konseptual yang mencakup mengidentifikasi entitas, hubungan
dan atribut yang sangat penting dalam perancangan basis data
tersebut.
2)
Perancangan basis data logikal
Dalam desain basis data logikal, model data yang telah diperoleh
dalam desain basis data konseptual diubah dalam bentuk model
logikal di mana data yang ada dipengaruhi oleh model data yang
menjadi tujuan basis data. Hal ini dilakukan untuk menerjemahkan
representasi konseptual ke dalam bentuk struktur logis dalam basis
data. Basis data logikal merupakan sumber informasi dalam
merancang basis data fisikal. Desain basis data logikal
memberikan sarana yang membantu para perancang dalam
merancang basis data fisikal.
3)
Perancangan basis data fisikal
Merupakan proses yang menghasilkan penjelasan dari
implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, menjelaskan
relasi dasar, berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk
mencapai akses yang efisien terhadap data, dan segala kendala
integritas yang terkait dan tindakan pengamanan. Secara umum,
tujuan utama dari perancangan basis data fisikal adalah untuk
menggambarkan bagaimana menerapkan desain basis data logikal
secara fisikal
untuk memutuskan struktur logis secara fisik yang
diimplementasikan ke dalam tujuan Database Management
System (DBMS). Selain itu, para perancang juga harus membuat
keputusan mengenai bagaimana basis data tersebut dapat
diimplementasikan atau diterapkan dalam perusahaan. Oleh
karena itu, dalam mendesain basis data fisikal, suatu desain harus
disesuaikan dengan DBMS yang spesifik.. Bagaimanapun juga,
  
19
dalam perancangan basis data fisikal, langkah pertama yakni harus
mengidentifikasi target DBMS. Dengan demikian, perancangan
basis data fisikal dapat disesuaikan dengan sistem DBMS tertentu.
Ada umpan balik antara perancangan basis data fisikal dan
logikal, karena keputusan yang diambil selama perancangan basis
data fisikal berguna untuk meningkatkan kinerja yang dapat
mempengaruhi struktur model data logikal.
5.
Pemilihan DBMS (opsional)
Menurut Connolly dan Begg (2010:325), DBMS adalah perangkat
lunak yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mendefinisikan,
menciptakan, memelihara, dan mengontrol basis data.
Dalam tahap ini, DBMS yang tepat terhadap basis data akan dipilih.
Pemilihan DBMS adalah opsional, jika tidak ada DBMS maka bagian
yang tepat untuk menentukan pilihan berada di antara fase
perancangan basis data konseptual dan logikal. Langkah-langkah
utama untuk memilih suatu DBMS yaitu:
1)
Menentukan acuan penelitian
Tahap pertama dalam memilih DBMS yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna yaitu dengan menetapkan dan menyatakan
tujuan serta ruang lingkup dan tugas-tugas yang perlu dilakukan.
Selain itu perlu dideskripsikan pula kriteria berdasarkan
spesifikasi kebutuhan pengguna yang akan digunakan untuk
mengevaluasi produk DBMS, daftar sementara produk-produk
DBMS yang akan dibandingkan, serta semua batasan dan waktu
yang diperlukan untuk penelitian.
2)
Membandingkan dua atau tiga produk
Dengan membuat daftar awal produk DBMS untuk dievaluasi.
Keputusan untuk menyertakan produk DBMS misalnya
tergantung pada anggaran yang tersedia, kecocokan dengan
perangkat lunak lainnya, dan apakah produk tersebut berjalan pada
perangkat keras tertentu. Selain itu, tambahan informasi lain dapat
dikumpulkan dengan menghubungi pengguna produk tersebut.
Setelah studi awal fungsi dan fitur-fitur produk DBMS, daftar
pendek dari dua atau tiga produk dapat teridentifikasi. 
  
20
3)
Mengevaluasi produk
Ada dua cara untuk mengevaluasi produk DBMS, yaitu:
a.
Memberi penilaian terhadap fitur-fitur dari setiap produk
DBMS. Pemilihan terhadap produk DBMS didasarkan pada
produk DBMS yang memiliki nilai total paling besar.
b.
Pengembang mendemonstrasikan produk DBMS dengan
melakukan uji coba untuk mengetahui sejauh mana masing-
masing produk DBMS tersebut dapat memenuhi kebutuhan
pengguna.
4)
Merekomendasikan pilihan dan menyusun laporan
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah
mendokumentasikan proses dan memberikan pernyataan hasil
temuan dan rekomendasi untuk produk DBMS tertentu.
6.
Desain aplikasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), desain aplikasi adalah desain
antarmuka pengguna dan program yang menggunakan dan memproses
basis data. Terdapat dua aspek dalam mendesain aplikasi:
1)
Perancangan transaksi
Merupakan suatu tindakan, atau serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi, yang
mengakses atau mengubah isi basis data. Terdapat tiga tipe
transaksi:
a.
Retrieval transactions
Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada
layar atau dalam produksi laporan.
b.
Update transactions
Digunakan untuk memasukkan data baru, menghapus data
lama, atau mengubah data yang sudah ada dalam basis data.
c.
Mixed transactions
Melibatkan kedua transaksi di atas.
2)
Perancangan antarmuka pengguna
Proses perancangan tampilan antarmuka pengguna harus
memenuhi kaidah dalam merancang suatu tampilan antarmuka
pengguna yang baik. Aturan tersebut dikemukakan oleh
  
21
Shneiderman dan Plaisant (2010:88) yang berisi tentang delapan
aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik
untuk merancang suatu antarmuka pengguna. Delapan aturan ini
disebut dengan “Eight Golden Rules of Interface Design” yang
akan dibahas secara lebih detail dalam subbab 2.2.4 mengenai
perancangan aplikasi.
7.
Membuat contoh program atau prototype (opsional)
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), membuat prototype adalah
proses pembuatan suatu model dari aplikasi basis data. Pembuatan
prototype bertujuan untuk mempermudah pengembang aplikasi untuk
mengidentifikasi fitur-fitur yang akan dimasukkan ke dalam sistem,
sehingga didapatkan hasil apakah sistem dapat bekerja dengan baik,
memadai atau tidak memadai, dan kemungkinan untuk menyarankan
penyempurnaan atau bahkan fitur-fitur baru ke dalam sistem basis
data.
8.
Implementasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), implementasi adalah
penerapan atau realisasi secara fisik dari desain basis data dan desain
aplikasi. Pada tahap penyelesaian desain (di mana dapat melibatkan
pembuatan prototype
atau tidak), maka basis data dan program
aplikasi yang telah dibuat dapat diterapkan. Implementasi basis data
dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari
DBMS yang dipilih atau dengan menggunakan Graphical User
Interface
(GUI)
yang menyediakan fungsi yang sama dengan
menggunakan DDL tingkat rendah. Setiap user view
tertentu juga
diterapkan pada tahap ini. Program aplikasi diimplementasikan
menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat. Bagian dari
program aplikasi tersebut adalah transaksi basis data, yang
diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation
Language
(DML) dari DBMS yang digunakan. Selain itu komponen
lain dari desain aplikasi juga turut diterapkan, seperti desain layar
menu, bentuk entri data, dan laporan. Keamanan dan integritas kontrol
untuk sistem juga diterapkan dengan menggunakan DDL, atau dengan
  
22
menggunakan fungsi yang disediakan oleh DBMS yang telah dipilih
dan kontrol dari sistem operasi.
9.
Konversi dan proses memasukkan data
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), konversi dan proses
memasukkan data adalah proses memindahkan data ke basis data yang
baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan di basis data
tersebut. Tahap ini hanya diperlukan ketika sistem basis data yang
baru menggantikan sistem yang lama.
10. Pengetesan
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengetesan adalah proses
menemukan kesalahan dengan cara menguji program aplikasi.
Dengan melakukan pengetesan, maka dapat diketahui seberapa baik
aplikasi ketika dijalankan.
11. Pemeliharaan operasional
Menurut Connolly dan Begg (2010:335), pemeliharaan operasional
adalah
proses perawatan dan memonitor sistem basis data setelah
dijalankan. Ada dua cara dalam memelihara sistem yang sudah
diimplementasikan, yaitu:
1)
Memantau kinerja sistem
Jika kinerja berada di bawah batas yang dapat diterima,
penyesuaian ulang atau reorganisasi basis data mungkin
diperlukan. 
2)
Memelihara dan melakukan peningkatan sistem basis data (saat
diperlukan).
2.1.7
Entity–Relationship Modeling (ER Model)
Entity relationship modeling
merupakan representasi dari metode
pendekatan top-down, yang diawali dengan mengidentifikasi data penting
yang disebut entitas, serta hubungan di antara data yang harus
direpresentasikan di dalam model. (Connolly dan Begg, 2010:371)
Entitas yang ada di dalam basis data digambarkan secara abstrak.
Dalam basis data relasional, data disimpan di dalam tabel. Beberapa data
  
23
dalam suatu tabel menunjuk ke data dalam tabel lain. Hubungan antar
entitas yang ada biasa dinyatakan dalam sebuah diagram yang disebut
Entity–Relationship Diagram (ERD). Di dalam ERD terdapat tipe entitas,
hubungan, dan atribut di mana setiap komponen diwakili oleh simbol
yang berbeda, yaitu:
Tabel 2.1 Simbol dalam Entity Relationship Diagram
Notasi
Arti
Entitas
Entitas lemah
Hubungan
Hubungan identifikasi
Atribut
Atribut (kunci utama)
Atribut bernilai banyak
Atribut komposit
Atribut derivatif
2.1.7.1 Tipe entitas
Tipe entitas merupakan sekelompok obyek dengan sifat yang
sama dan tidak memiliki ketergantungan eksistensi, serta
diidentifikasi oleh perusahaan.
(Connolly dan Begg, 2010:372).
Sedangkan setiap obyek yang unik yang diidentifikasi dari suatu
entitas disebut dengan entity occurrence.
Setiap jenis entitas ditampilkan dengan persegi panjang dan
diberi label dengan nama entitas tersebut.
  
24
2.1.7.2 Jenis hubungan
Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship
occurrence atau jenis hubungan merupakan satu set asosiasi yang
bermakna di antara tipe entitas yang berpartisipasi.
Setiap jenis hubungan diberi nama yang menggambarkan
fungsi. Sama seperti entitas dan
jenis entitas, perlu dibedakan
antara istilah ‘relationship type’ dan ‘relationship occurrence’.
Relationship occurrence
merupakan sebuah asosiasi unik yang
diidentifikasi, dan meliputi satu kejadian dari setiap tipe entitas
yang berpartisipasi.
Jenis hubungan direpresentasikan dalam bentuk diagram. Setiap
jenis hubungan ditampilkan dalam bentuk garis yang
menghubungkan asosiasi antar jenis entitas. Setiap garis diberi
label dengan nama hubungannya menggunakan kata kerja atau
kalimat singkat yang unik, serta huruf pertama ditulis dalam huruf
besar. Sebuah hubungan harus memiliki satu arah yang menunjuk
terhadap entitas tertentu. Setelah arah hubungan ditentukan,
simbol panah ditempatkan di samping nama relasi, untuk
menunjukkan arah yang benar agar pembaca dapat menafsirkan
hubungan yang ada. Contoh pada gambar 2.2 dapat diartikan
bahwa ‘Branch’ memiliki ‘Staff’
Gambar 2.2 Hubungan (Connolly dan Begg, 2010:376)
  
25
Derajat tipe hubungan menunjukkan jumlah partisipasi dari
tipe entitas dalam suatu hubungan (Connolly dan Begg, 2010:376)
1.
Binary
Hubungan derajat dua disebut binary, yang menunjukkan
hubungan dari dua tipe entitas. Gambar 2.3 merupakan contoh
dari hubungan binary
antara dua jenis entitas yang
berpartisipasi yaitu, ‘Staff’ dan ‘Branch’.
Gambar 2.3
Hubungan Derajat Dua (Connolly dan Begg,
2010:376)
2.
Untuk hubungan yang lebih kompleks (lebih dari dua tipe
entitas) nama hubungan ditulis dalam simbol berlian dan
dalam hal ini arah hubungan tidak perlu ditulis. Hubungan
derajat tiga disebut ternary. Gambar 2.4 merupakan contoh
dari hubungan ternary, antara Register
dengan tiga jenis
entitas yang berpartisipasi, yaitu ‘Staff’, ‘Branch’, dan
‘Client’.
Gambar 2.4
Hubungan Derajat Tiga (Connolly dan Begg,
2010:377)
  
26
3.
Hubungan derajat empat disebut
quaternary, yang
menunjukkan hubungan antara empat entitas yang
berpartisipasi. Gambar 2.5 merupakan contoh dari hubungan
quaternary
yang menggambarkan situasi di mana ‘Buyer’,
disarankan oleh ‘Solicitor’ dan didukung oleh ‘Financial’
‘Institution’, untuk melakukan ‘Bid’.
Gambar 2.5
Hubungan Derajat Empat (Connolly dan Begg,
2010:377)
Hubungan rekursif merupakan jenis hubungan di mana jenis
entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang
berbeda. (Connolly dan Begg, 2010:378)
Pada
gambar 2.6 merupakan contoh dari hubungan rekursif
‘Supervises’, dengan nama peran ‘Supervisor’
dan ‘Supervisee’,
yang merupakan gabungan antara ‘Staff’
dengan ‘Supervisor’
yang juga merupakan anggota ‘Staff’. Dengan kata lain, tipe
entitas ‘Staff’
berpartisipasi sebanyak dua kali dalam hubungan
‘Supervisee’, yaitu dalam partisipasi pertama sebagai
‘Supervisor’, dan partisipasi kedua sebagai ‘Supervisee’ (anggota
staf yang diawasi). Hubungan rekursif dapat juga disebut sebagai
hubungan unary.
  
27
Gambar 2.6 Hubungan Rekursif (Connolly dan Begg,
2010:378)
Hubungan dapat diberikan nama peran untuk menunjukkan
tujuan setiap tipe entitas yang berpartisipasi dalam sebuah
hubungan. Nama
peran ditujukan untuk menentukan fungsi dari
masing-masing anggota. Selain itu, nama peran juga dapat
digunakan ketika dua entitas yang terkait memiliki lebih dari satu
hubungan.
Sebagai contoh, nama peran digunakan untuk menggambarkan
hubungan rekursif yang ditunjukkan pada gambar 2.6, yaitu
hubungan rekursif pada entitas ‘Staff’ dan ‘Branch’.
  
28
Partisipasi pertama dari tipe entitas ‘Staff’
pada hubungan
‘Supervises’ diberi nama peran ‘Supervisor’ dan partisipasi kedua
diberi nama peran ‘Supervisee’.
Dalam hubungan ‘Staff’ manages ‘Branch’, anggota staf
(entitas ‘Staff’) yang diberi nama peran ‘Manager’
mengelola
cabang (entitas ‘Branch’) yang diberi nama peran ‘Branch Office’.
Demikian pula, untuk hubungan ‘Branch’ has ‘Staff’, cabang
(entitas ‘Branch’) yang diberi nama peran ‘Branch Office’
memiliki staf (entitas ‘Staff’) yang diberi nama peran ‘Member of
Staff’.
Nama peran biasanya tidak diperlukan jika fungsi dari entitas
yang berpartisipasi dalam suatu hubungan sudah jelas.
2.1.7.3 Kunci
Candidate key
atau kandidat kunci merupakan suati set
minimal dari atribut yang unik dan mengidentifikasi setiap
kejadian dari suatu tipe entitas. (Connolly dan Begg, 2010:381)
Sebagai contoh, atribut nomor cabang (‘branchNo’) adalah
kandidat kunci untuk jenis entitas ‘Branch’, dan memiliki nilai
yang unik dan berbeda untuk setiap entitas cabang serta tidak
boleh bernilai kosong.
Primary key atau kunci utama merupakan kandidat kunci yang
dipilih untuk secara unik mengidentifikasi setiap kejadian dari
suatu tipe entitas. (Connolly dan Begg, 2010:381)
Sebuah tipe entitas dapat memiliki lebih dari satu kandidat
kunci. Contohnya dalam entitas ‘Staff’, terdapat dua kandidat
kunci, yaitu nomor staf yang unik (‘staffNo’) yang ditetapkan oleh
perusahaan, dan juga “Nomor Asuransi Nasional” yang unik
(‘NAN’) yang ditetapkan oleh pemerintah. Dikarenakan terdapat
dua kandidat kunci, maka salah satunya harus dipilih sebagai
kunci utama.
  
29
Pemilihan kunci utama untuk suatu entitas didasarkan pada
pertimbangan panjang atribut, jumlah minimal atribut yang
diperlukan, dan kepastian akan keunikan atribut. Pada contoh
sebelumnya, jumlah staf perusahaan berisi maksimal lima karakter
(misalnya, SG14) sedangkan ‘NAN’ berisi maksimal sembilan
karakter (misalnya, WL220658D). Oleh karena itu, ‘staffNo’
dipilih sebagai kunci utama dari tipe entitas ‘Staff’
dan ‘NAN’
kemudian disebut sebagai alternate key atau kunci alternatif.
Foreign key
atau kunci asing merupakan sebuah atribut atau
set atribut, dalam satu relasi yang cocok dengan kandidat kunci
dari satu atau beberapa hubungan yang ada. (Connolly dan Begg,
2010:151)
Ketika sebuah atribut muncul di lebih dari satu relasi, biasanya
atribut tersebut merepresentasikan hubungan suatu tabel dengan
tabel lainnya yang saling memiliki relasi, misalnya seperti
munculnya ‘branchNo’
yang ada di dalam tabel ‘Branch’
dan
tabel ‘Staff’. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa ‘branchNo’
tersebut menghubungkan atribut yang ada di dalam tabel ‘Branch’
untuk setiap anggota staf yang bekerja di cabang tersebut. Dalam
tabel ‘Branch’, ‘branchNo’
adalah kunci utama. Namun, dalam
tabel ‘Staff’, atribut branchNo’
digunakan untuk mencocokkan
staf dengan kantor cabang mereka bekerja. Sedangkan dalam tabel
‘Staff’, ‘branchNo’
merupakan kunci asing. Maka dapat
disimpulkan bahwa atribut ‘branchNo’
yang ada di dalam tabel
‘Staff’
berhubungan dengan tabel ‘Branch’
melalui atribut
‘branchNo’ yang berupa kunci utama dalam tabel ‘Branch’.
Baik primary key maupun foreign key, keduanya memegang
peranan yang sangat penting dalam melakukan manipulasi data di
dalam sistem basis data.
Composite key atau kunci komposit merupakan sebuah
kandidat kunci yang terdiri dari dua atribut atau lebih. (Connolly
dan Begg, 2010:382)
Dalam beberapa kasus, kunci dari suatu entitas terdiri dari
beberapa atribut yang nilainya sama yang unik untuk setiap
  
30
kejadian entitas tetapi tidak terpisah. Sebagai contoh, sebuah
entitas yang disebut ‘Advert’ (iklan) memiliki atribut seperti
‘propertyNo’
(nomor properti), ‘newspaperName’
(nama
majalah), ‘dateAdvert’ (tanggal iklan), dan ‘cost’
(biaya). Dalam
dunia iklan, ada banyak iklan yang dicetak ke dalam banyak
majalah. Agar entitas ‘Advert’
dapat mengidentifikasi data yang
tepat secara unik, maka dibutuhkan nilai-nilai untuk setiap atribut
‘propertyNo’, ‘newspaperName’, dan ‘dateAdvert’. Dengan
demikian, tipe entitas Advert memiliki kunci utama komposit yang
terdiri dari atribut ‘propertyNo’, ‘newspaperName’, dan
‘dateAdvert’.
Representasi diagram atribut menampilkan entitas dengan
atributnya dengan menggunakan simbol persegi panjang yang
dibagi dua. Bagian atas dari persegi panjang menampilkan nama
entitas dan bagian bawah daftar nama atribut. Sebagai contoh,
gambar 2.7 menunjukkan diagram ER untuk jenis entitas ‘Staff’
dan ‘Branch’ dan atribut yang terkait.
Gambar 2.7 Diagram Representasi Kunci (Sumber: Connolly dan
Begg, 2010:382)
Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.7, kunci utama dari tipe
entitas ‘Staff’
adalah atribut ‘staffNo’
dan kunci utama dari tipe
entitas ‘Branch’
adalah atribut ‘branchNo’. Untuk beberapa
  
31
sistem basis data yang masih sederhana, semua atribut untuk
setiap jenis entitas masih dapat ditampilkan dalam diagram ER.
Namun, untuk sistem basis data yang lebih kompleks, hanya
atribut yang membentuk kunci utama dari setiap tipe entitas, dan
label “PK’ tidak perlu ditulis.
2.1.7.4 Kuat dan lemahnya jenis entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entitas dapat
diklasifikasikan ke dalam entitas kuat dan entitas lemah. 
1.
Entitas kuat
Merupakan sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak
tergantung pada beberapa tipe entitas lainnya. Pada gambar
2.8, diagram representasi dari entitas dan
atribut yang
termasuk ‘Staff’, ‘Branch’, ‘PropertyForRent’, dan ‘Client’.
Karakteristik dari tipe entitas yang kuat adalah bahwa setiap
kejadian entitas secara unik identifikasi menggunakan kunci
utama atribut dari jenis entitas. Sebagai contoh, setiap anggota
‘Staff’ yang menggunakan atribut ‘staffNo’ dapat diidentifikasi
secara unik, yang merupakan kunci utama untuk jenis entitas
‘Staff’.
Gambar 2.8
Entitas Kuat “Client” dan Entitas Lemah
Preference” (Connolly dan Begg, 2010:384)
  
32
2.
Entitas lemah
Entitas lemah merupakan sebuah tipe entitas yang
keberadaannya tergantung pada beberapa jenis entitas lainnya.
Contoh tipe entitas lemah yaitu pada ‘Preference’ yang
ditunjukkan pada gambar 2.8.
Sifat dari suatu entitas lemah adalah bahwa setiap kejadian
entitas tidak dapat identifikasi secara unik hanya
menggunakan atribut yang terkait dengan jenis entitasnya.
Pada gambar 2.8 tidak ada kunci utama untuk entitas
‘Preference’. Itu berarti bahwa setiap kemunculan entitas
‘Preference’
tidak dapat diidentifikasi hanya menggunakan
atribut entitas tersebut saja, namun identifikasi setiap
Preference’
melalui hubungan bahwa preferensi memiliki
dengan klien yang unik identifikasi menggunakan kunci utama
untuk jenis entitas ‘Client’, yaitu ‘clientNo’. Dalam contoh ini,
entitas ‘Preference’
digambarkan memiliki ketergantungan
eksistensi bagi entitas ‘Client’, yang disebut sebagai pemilik
entitas. Jenis entitas lemah kadang-kadang disebut sebagai
entitas child, dependent, atau subordinate. Sedangkan untuk
jenis entitas kuat sering disebut sebagai entitas parent, owner,
atau dominan.
Sama halnya dengan entitas, atribut juga saling terhubung
dengan atribut lainnya. Atribut yang berhubungan dengan tipe
hubungan menggunakan simbol yang sama dengan tipe entitas.
Namun, untuk membedakan hubungan antara atribut dengan
entitas, hubungan antar atribut dihubungkan dengan menggunakan
garis putus-putus. Sebagai contoh terdapat pada gambar 2.9 yang
menunjukkan hubungan ‘Advertises’
dengan atribut ‘dateAdvert’
dengan atribut ‘cost’.
  
33
Gambar 2.9
Hubungan Atribut dan Hubungan Entitas (Connolly
dan Begg, 2010:385)
2.1.7.5 Kendala struktural
Menurut Connolly dan Begg (2010:385), kendala struktural
atau structural constraints
mencerminkan pembatasan pada
hubungan seperti yang terdapat di “dunia nyata”, yang membatasi
kemungkinan kombinasi dari entitas yang mungkin berpartisipasi
dalam sekumpulan hubungan yang terkait. Jenis utama kendala
pada hubungan disebut multiplisitas.
Lebih lanjut lagi, Connoly dan Begg (2010:385), menyatakan
bahwa multiplisitas merupakan jumlah (atau rentang)
kemungkinan kejadian dari suatu entitas yang mungkin
berhubungan dengan kejadian tunggal dari jenis entitas terkait
melalui hubungan tertentu.
Multiplisitas membatasi cara entitas terkait, di mana
merupakan representasi dari kebijakan (atau aturan bisnis) yang
ditetapkan oleh pengguna atau perusahaan.
Sebagian besar, derajat hubungan memiliki bentuk tipe biner.
Hubungan biner umumnya disebut sebagai one-to-one
(1:1), one-
to-many (1:*), atau many-to-many (*:*).
1.
One-to-one relationship (1:1)
  
34
Hubungan one-to-one memiliki ciri pada atribut dalam entitas
pertama yang hanya berhubungan dengan satu atribut di
entitas kedua, dan demikian pula sebaliknya. 
2.
One-to-many (1:*)
Pada tipe hubungan one-to-many, sebuah atribut dapat
memiliki banyak hubungan ke tipe entitas pada bagian many
(–
*) dari sebuah hubungan. Sebagai contoh, jika entitas A
mempunyai hubungan one-to-many terhadap entitas B, maka
satu atribut di entitas A bisa berhubungan dengan banyak
atribut di entitas B. Akan tetapi satu atribut di entitas B hanya
dapat berhubungan dengan satu atribut di entitas A.
3.
Many-to-many (*:*)
Untuk tipe hubungan many-to-many, beberapa atribut dapat
memiliki banyak hubungan pada entitas yang berpartisipasi,
begitu pula sebaliknya, tidak terbatas pada satu entitas saja.
Sebagai contoh, jika entitas A mempunyai hubungan many-to-
many terhadap entitas B, maka satu atribut di A bisa
berhubungan dengan banyak atribut di B, demikian pula
sebaliknya. Dalam implementasi basis data, harus ada sebuah
tabel perantara di antara entitas A dan entitas B. Apabila
entitas A dan entitas B menjadi tabel utama, dan tabel
perantara menjadi tabel kedua.
2.1.7.6 Masalah dengan Model ER
Masalah ini disebut sebagai perangkap koneksi (connection
trap), dan biasanya terjadi karena tafsir mengenai makna
hubungan tertentu (Connolly dan Begg, 2010:392)
Ada dua jenis perangkap koneksi utama, yang disebut
perangkap kipas (fan trap) dan perangkap jurang (chasm trap).
Secara umum, untuk mengidentifikasi perangkap koneksi, arti dari
sebuah hubungan harus dipastikan telah dipahami sepenuhnya
dengan jelas. Karena apabila tidak dipahami dengan benar, maka
  
35
model yang dibuat tidak benar-benar merepresentasikan dari
“dunia nyata” yang sesungguhnya.
1.
Fan trap
Perangkap kipas merupakan kejadian di mana sebuah model
yang menggambarkan hubungan antara jenis entitas, tetapi
jalur antara kejadian entitas tertentu bersifat ambigu.
2.
Chasm trap
Perangkap jurang merupakan kejadian di mana sebuah model
yang menunjukkan adanya hubungan antara jenis entitas,
namun tidak terdapat jalur yang menunjukkan keberadaan
kejadian pada entitas tersebut.
Gambar 2.10 Contoh Model EntityRelationship (ER) Diagram (Connolly
dan Begg, 2010:373)
  
36
2.1.8
Perancangan basis data
Sedangkan dalam perancangan basis data terdapat tiga tahapan utama
perancangan, yaitu:
1.
Perancangan basis data konseptual
Perancangan basis data konseptual dimulai dengan pembuatan model
data konseptual perusahaan, yang secara keseluruhan masih belum
terhubung dengan implementasi-implementasi fisik seperti DBMS,
bahasa pemrograman, perangkat lunak, perangkat keras dan hal-hal
fisikal lainnya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah perancangan basis data
konseptual menurut Connolly dan Begg (2010:470).
1)
Menentukan entitas
2)
Menentukan hubungan (relationship)
3)
Menentukan atribut
4)
Menentukan domain-domain dari atribut
5)
Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key
6)
Memeriksa redundansi
7)
Melakukan validasi model konseptual terhadap transaksi
pengguna
8)
Mengulas model data konseptual dengan pengguna
9)
Merancang basis data logikal
2.
Perancangan basis data logikal memetakan model konseptual ke
model logikal yang dipengaruhi oleh model data sesuai dengan target
basis datanya. Perancangan basis data logikal masih terpisah dari
pertimbangan fisik.
Langkah-langkah perancangan basis data logikal menurut Connolly
dan Begg (2010:490) yaitu:
1)
Menurunkan relasi untuk model data logika
2)
Melakukan validasi relasi menggunakan normalisasi
3)
Melakukan validasi relasi sesuai dengan transaksi pengguna
4)
Memeriksa batasan integritas (integrity constraints)
  
37
5)
Meninjau ulang model data logikal dengan pengguna
6)
Memeriksa perkembangan masa depan (future growth
3.
Perancangan basis data fisikal
Perancangan basis data fisikal memungkinkan desainer untuk
membuat keputusan mengenai bagaimana basis data
ingin
diimplementasikan. Ada umpan balik antara desain fisikal dan logikal
karena keputusan yang diambil ketika proses perancangan fisik dapat
mempengaruhi model data logikal.
Langkah-langkah perancangan basis data fisikal menurut Connolly
dan Begg (2010:524):
1)
Menerjemahkan model data logikal sesuai dengan DBMS yang
ditargetkan:
a.
Merancang relasi dasar 
b.
Merancang gambaran data turunan (derived)
c.
Merancang batasan umum
2)
Merancang organisasi dan indeks berkas
a.
Menganalisa transaksi
b.
Memilih berkas organisasi
c.
Memilih indeks
d.
Menentukan jumlah kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan
3) Merancang tampilan pengguna 
4) Merancang mekanisme keamanan 
5) Mempertimbangkan penggunaan dari redundansi terkontrol
6) Monitor sistem operasional
2.1.9
Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah teknik
desain basis data yang dimulai dengan menguji hubungan antara atribut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa normalisasi adalah
teknik memperbaiki hubungan antara atribut di dalam basis data sehingga
data yang disimpan lebih efektif.
  
38
Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian
hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Menurut Indrajani (2011:77), karakteristik hubungan tersebut mencakup:
1.
Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan
perusahaan.
2.
Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai
ketergantungan fungsional.
3.
Minimal duplikasi untuk tiap atribut.
2.1.9.1 Peranan normalisasi dalam perancangan basis data
Normalisasi adalah suatu teknik formal yang dapat digunakan
dalam perancangan basis data. Peranan normalisasi dalam hal ini
adalah dalam pendekatan bottom-up
dan teknik validasi. Teknik
validasi digunakan untuk memeriksa apakah struktur relasi yang
dihasilkan oleh Entity Relation Modeling itu baik atau tidak baik.
(Indrajani, 2011:78)
2.1.9.2 Pengulangan data dan anomali update
Tujuan utama perancangan basis data adalah
mengelompokkan setiap atribut ke dalam relasi sehingga
meminimalisasi pengulangan data, serta mengurangi penggunaan
tempat penyimpanan yang dibutuhkan untuk sebuah relasi dasar.
(Connolly dan Begg, 2010:418).
Jika tujuan ini tercapai, manfaat potensial untuk basis data
meliputi:
1.
Pembaruan data yang disimpan dalam basis data yang didapat
dengan sedikit operasi, sehingga mengurangi peluang
inkonsistensi data yang mungkin dapat terjadi terjadi di dalam
basis data;
  
39
2.
Mengurangi ruang penyimpanan data yang dibutuhkan oleh
relasi dasar, sehingga dapat meminimalkan biaya.
Tentu saja, basis data relasional juga mengandalkan
keberadaan sejumlah redundansi data. Redundansi ini adalah
dalam bentuk salinan primary key
(atau candidate key) yang
bertindak sebagai foreign key
dalam hubungan terkait untuk
memungkinkan pemodelan hubungan antar data.
Sebagai contoh, pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 menggambarkan
redundansi data yang terjadi pada hubungan ‘Staff’ dan ‘Branch’,
dengan hubungan ‘StaffBranch’ yang ditunjukkan pada tabel 2.4.
Tabel 2.2 Hubungan ‘Staff’ (Connolly dan Begg, 2010:418)
staffNo
sName
position
salary
branchNo
SL21
John White
Manager
30000
B005
SG37
Ann Beech
Assistant
12000
B005
SG14
David Ford
Supervisor
18000
B003
SA9
Mary Howe
Assistant
9000
B007
SG5
Susan Brand
Manager
24000
B003
SL41
Julie Lee
Assistant
9000
B005
Tabel 2.3 Hubungan ‘Branch’ (Connolly dan Begg, 2010:418)
branchNo
bAddress
B005
22 Deer Rd, London
B007
16 Argyll St, Aberdeen
B003
163 Main St, Glasgow
  
40
Tabel 2.4
Hubungan ‘StaffBranch’
(Connolly dan Begg,
2010:419)
staffNo
sName
position
sala
ry
bran
chNo
bAddress
SL21
John
White
Manager
30000
B005
22 Deer Rd,
London
SG37
Ann
Beech
Assistant
12000
B005
163 Main
St, Glasgow
SG14
David
Ford
Supervisor
18000
B003
163 Main
St, Glasgow
SA9
Mary
Howe
Assistant
9000
B007
16 Argyll
St,
Aberdeen
SG5
Susan
Brand
Manager
24000
B003
163 Main
St, Glasgow
SL41
Julie
Lee
Assistant
9000
B005
22 Deer Rd,
London
Hubungan StaffBranch adalah format alternatif dari hubungan
‘Staff’
dan ‘Branch’, dengan bentuk hubungan yang dimiliki
berupa:
1.
Staff
(staffNo, sName, position, salary, branchNo)
2.
Branch
(branchNo, bAddress)
3.
StaffBranch
(staffNo, sName, position, salary, branchNo
bAddress)
Setiap kunci utama pada masing-masing relasi yang ada
digarisbawahi. Dalam relasi ‘StaffBranch’
terdapat data yang
berulang, yaitu rincian dari cabang yang diulang untuk setiap
anggota staf yang berada di entitas ‘Branch’ tersebut. Sebaliknya,
rincian cabang muncul sekali untuk setiap cabang dalam relasi
‘Branch’, dan hanya ‘branchNo’ yang diulangi dalam relasi ‘Staff’
  
41
untuk mewakili di mana setiap anggota staf berada. Relasi yang
memiliki data yang berulang mungkin memiliki masalah yang
disebut anomali
update, yang diklasifikasikan menjadi insertion,
deletion, dan modification anomalies.
2.1.9.3 Ketergantungan fungsional
Sebuah konsep penting yang terkait dengan normalisasi adalah
ketergantungan fungsional, yang menggambarkan hubungan
antara atribut. Selain itu, ketergantungan fungsional juga dapat
diidentifikasi dan digunakan untuk mengidentifikasi kunci utama
untuk suatu relasi.
2.1.9.3.1
Karakteristik ketergantungan fungsional
Dalam ketergantungan fungsional, apabila
terdapat skema relasional dengan atribut (A, B, C, ...,
Z), maka basis digambarkan oleh hubungan universal
tunggal yang disebut R = (A, B, C, ..., Z). Dengan
asumsi ini, dapat diartikan bahwa setiap atribut dalam
basis data memiliki nama yang unik.
Selain itu, ketergantungan fungsional juga
menggambarkan hubungan antara atribut dalam suatu
relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah atribut
relasi R, B secara fungsional tergantung pada A
(dilambangkan A
? B), jika setiap nilai A dikaitkan
dengan tepat satu nilai B. (A dan B masing-masing
terdiri dari satu atau atribut yang lebih.)
2.1.9.3.2
Determinan
  
42
Menurut Connolly dan Begg (2010:421),
determinan mengacu pada atribut, atau kelompok
atribut, dan berada di sisi kiri panah ketergantungan
fungsional.
Ketika terdapat ketergantungan fungsional,
atribut atau kelompok atribut di sisi kiri panah disebut
determinan. Sebagai contoh, pada gambar 2.11, adalah
penentu dari B.
Gambar 2.11
Ketergantungan Fungsional (Connolly
dan Begg, 2010:421)
2.1.9.4 Jenis normalisasi
Ada enam jenis normalisasi yang dapat dilakukan. Tetapi pada
umumnya, normalisasi hanya dilakukan hingga tahap normalisasi
tingkat tiga (3NF).
1.
First Normal Form (1NF) atau normalisasi tingkat 1
2.
Second Normal Form (2NF) atau normalisasi tingkat 2
3.
Third Normal Form (3NF) atau normalisasi tingkat 3
4.
Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
5.
Four Normal Form (4NF) atau normalisasi tingkat 4
6.
Five Normal Form (5NF) atau normalisasi tingkat 5
2.1.9.5 Proses normalisasi
Dari keenam proses normalisasi tersebut, dalam implementasi
pembuatan program proses normalisasi hanya digunakan hingga
  
43
tahap 3NF. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
normalisasi adalah:
1.
Suatu teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan
kunci utama dan ketergantungan fungsional antar atribut.
2.
Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu
ke
bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang
dimilikinya.
3.
Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap
lebih terbatas atau kuat mengenai bentuk formatnya dan juga
mengurangi tindakan update yang tidak normal.
2.1.9.5.1 Unnormalized (UNF)
Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih
grup yang berulang. Membuat tabel unnormalized, yaitu
dengan memindahkan data dari sumber informasi,
contohnya seperti nota penjualan yang disimpan ke
dalam format tabel dengan baris dan kolom.
2.1.9.5.2 First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi di mana setiap baris dan
kolom berisikan satu dan hanya satu nilai. Bentuk
normal 1NF terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki
atribut bernilai banyak (multivalued attribute), atribut
komposit atau kombinasinya dalam domain data yang
sama. Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai
atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi).
Proses pengubahan dari UNF ke 1NF terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu:
1.
Tentukan satu atau kumpulan atribut sebagai kunci
untuk tabel unnormalized (UNF).
  
44
2.
Identifikasi grup yang berulang dalam tabel
unnormalized
yang mengandung kunci atribut yang
berulang.
3.
Hapus grup yang berulang dengan cara:
1)
Masukkan data yang semestinya ke dalam kolom
kosong pada baris yang berisikan data yang
berulang.
2)
Menggantikan data yang ada dengan menulis
ulang dari kunci atribut yang sesungguhnya ke
dalam relasi terpisah.
2.1.9.5.3 Second Normal Form (2NF)
Pada tahap normalisasi 2NF, setiap ketergantungan
parsial yang ada pada bentuk 1NF harus dihilangkan.
Yang dimaksud dengan ketergantungan parsial yaitu
atribut yang bukan kunci utama, namun memiliki
sebagian fungsi dan kunci utama, misalnya seperti atribut
A dan B dari sebuah relasi, maka atribut B dapat
dikatakan bergantung penuh terhadap A jika B
ketergantungan fungsional pada A, tetapi bukan
merupakan himpunan bagian dari A. Atau dengan kata
lain, apabila sebagian dari atribut A dihilangkan,
ketergantungan tersebut masih tetap ada.
2NF merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap
atribut bukan kunci utama bersifat ketergantungan
fungsional penuh pada kunci utama. Proses pengubahan
dari 1NF ke 2NF yaitu:
1.
Harus memenuhi kondisi 1NF.
2.
Identifikasikan kunci utama untuk setiap relasi yang
ada dalam 1NF.
3.
Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam
relasi yang ada pada 1NF.
  
45
4.
Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap kunci
utama, maka hapus dengan menempatkan dalam
relasi yang baru bersama dengan salinan
determinannya.
2.1.9.5.4 Third Normal Form (3NF)
Berdasarkan pada konsep ketergantungan transitif,
yaitu suatu kondisi di mana A, B, dan C merupakan
atribut dari sebuah relasi, dapat dikatakan A
? B dan B
? C, maka C memiliki ketergantungan transitif pada A
melalui B (dengan syarat A tidak boleh memiliki
ketergantungan fungsional terhadap B atau C).
3NF adalah sebuah relasi dalam 1NF dan
2NF dan di
mana tidak terdapat atribut bukan
kunci utama yang
bersifat ketergantungan transversal
pada kunci utama.
Proses transformasi dari 2NF ke 3NF yaitu:
1.
Identifikasi kunci utama untuk relasi 2NF.
2.
Identifikasi ketergantungan fungsional dalam relasi
yang ada pada 2NF.
3.
Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap kunci
utama, maka hapus dengan menempatkan dalam
relasi yang baru bersama dengan salinan
determinannya. 
2.1.10
Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten dan Bentley (2007:319), Data Flow Diagram adalah
suatu model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data
melalui sebuah sistem dan tugas atau proses yang dilakukan oleh sistem.
DFD merupakan alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan aliran
data informasi dan proses transformasi dari pemasukan data sampai
  
46
menghasilkan output. DFD memiliki notasi atau simbol yang digunakan
dalam penggambarannya.
Yakub dan Hermanto (2010:2) mendefinisikan DFD merupakan alat
yang digunakan pada metode pengembangan sistem yang terstruktur serta
menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
Sedangkan Indrajani (2011:11) mendefinisikan DFD adalah sebuah
alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan
kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut. Istilah dalam bahasa
Indonesianya adalah diagram aliran data.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa DFD menggambarkan arus
data dari proses-proses yang saling berhubungan mulai dari masukan,
proses hingga keluaran yang terjadi dalam suatu sistem perusahaan.
Penggambaran DFD menggunakan empat simbol yaitu: 
1.
Agen eksternal (External agents
Agen eksternal atau eksternal entitas merupakan seseorang, unit
organisasi, sistem lain, ataupun organisasi lain yang berada di luar
lingkup proyek tetapi berinteraksi dengan sistem
yang sedang
berjalan.
Gambar 2.12 Simbol Agen Eksternal
2.
Proses (Process)
Proses merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh suatu
sistem dengan menerima masukan data dan mengolah data menjadi
keluaran. Dalam penulisan nama proses pada DFD level 1 dan level 2,
diberikan penomoran yang berfungsi untuk mengetahui urutan proses
yang sedang berjalan.
Agen eksternal
  
47
Gambar 2.13 Simbol Proses Pada DFD Level 0
Gambar 2.14 Simbol Proses Pada DFD Level 1 dan 2
3.
Penyimpanan data (Data store
Penyimpanan data merupakan tempat untuk menyimpan data dalam
suatu sistem, baik dilakukan secara manual ataupun secara
komputerisasi.
Gambar 2.15 Simbol Penyimpanan Data
4.
Aliran data (Data flow)
Aliran data menggambarkan perpindahan data (masukan dan
keluaran) dari satu bagian dalam suatu sistem. Aliran data
digambarkan dengan sebuah tanda panah dan diberi keterangan di
bagian samping.
Aliran data
Proses
1.0
Proses
  
48
Gambar 2.16 Simbol Aliran Data
Dalam perancangan aplikasi yang dibuat, digunakan dua jenis Data
Flow Diagram, yaitu:
1.
Diagram konteks
Indrajani (2011:11) mengatakan bahwa diagram konteks merupakan
bagan dari sebuah sistem yang menggambarkan aliran data secara
garis besar atau global serta merupakan tingkatan yang paling awal
yang menggambarkan hubungan antara sistem dengan bagian luar dari
sistem. Aliran data tersebut yaitu aliran data masuk dan keluar. Yang
dimaksud dengan aliran masuk adalah aliran data dari entitas ke
dalam sistem, sedangkan aliran keluar adalah aliran data dari sistem
ke entitas.
2.
Diagram nol
Indrajani (2011:12) menjelaskan, diagram nol merupakan bagan
sebuah proses yang terdapat di diagram konteks yang dipecahkan
menjadi beberapa proses lainnya dan sebaiknya memiliki tidak lebih
dari tujuh proses di dalamnya.
2.1.11
Flowchart
Flowchart
atau diagram alur merupakan metode alternatif yang
digunakan untuk merepresentasikan algoritma. Diagram alur sangat
populer karena menggambarkan logika suatu program
ke dalam bentuk
grafis. (Robertson, 2006:264)
Simbol-simbol dasar yang sering digunakan dalam diagram alur
adalah sebagai berikut:
  
49
Tabel 2.5
Simbol Dalam Diagram Alur
Simbol
Deskripsi
Arsip
Tempat penyimpanan
Dokumen
Dokumen merupakan simbol
untuk data yang berbentuk
informasi
Dokumen beserta rangkapnya
Menggambarkan dokumen asli
beserta rangkapnya, nomor
rangkap dokumen dicantumkan
di sebelah kanan
Keputusan
Perbandingan pernyataan,
penyeleksian data yang
memberikan pilihan untuk
langkah selanjutnya
Konektor
Arah aliran program
Proses
Proses perhitungan atau proses
pengolahan data
Terminal
Permulaan atau akhir program
2.1.12
State Transition Diagram (STD)
  
50
State Transition Diagram
adalah suatu kondisi yang menunjukkan
keadaan tertentu, di mana suatu sistem dapat ada dan transisi
menghasilkan keadaan tertentu yang baru.
State Transition Diagram
sering dipakai untuk menggambarkan
kinerja suatu sistem, yang digambarkan dalam bentuk diagram yang
memodelkan tingkah laku (behaviour) sistem berdasarkan pada definisi
satu bagian dari keadaan sistem dengan dua notasi yang biasa digunakan,
yaitu: 
1.
Keadaan sistem (state)
State merupakan kondisi dari suatu sistem yang digambarkan dengan
tanda persegi panjang. State dapat dikategorikan menjadi dua macam,
yaitu state
awal dan state
akhir, di mana state
awal hanya boleh
berjumlah satu state, sedangkan state akhir boleh memiliki lebih dari
satu state. Contohnya yaitu ketika user mengisi password, maka akan
menentukan instruksi selanjutnya.
2.
Perubahan keadaan (state change)
State change menyatakan perubahan atau transisi pada state dari suatu
sistem yang digambarkan dengan menggunakan tanda panah. Setiap
tanda panah diberi label dengan mengikuti aturan ekspresi, yaitu
dalam bentuk penempatan label di atas atau di bawah tanda panah
tersebut. Label
yang terletak di atas menunjukkan kejadian yang
menyebabkan transisi yang terjadi, sedangkan label yang berada di
bawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
Kondisi
Aksi
Gambar 2.17 State Transition Diagram
State  awal
State
selanjutnya
  
51
Di dalam State Transition Diagram, terdapat “kondisi” dan “aksi”, di
mana kondisi menggambarkan suatu kejadian pada lingkungan eksternal
yang menyebabkan terjadinya perubahan keadaan dari satu state ke state
lainnya yang dideteksi oleh sistem. Sedangkan aksi merupakan reaksi
suatu sistem terhadap kondisi yang ada ketika sistem melakukan suatu
tindakan yang menyebabkan perpindahan dari satu state ke state lainnya,
sehingga terjadi perubahan state
tersebut dan biasanya menghasilkan
suatu keluaran.
Sebagai contoh, pada gambar 2.18
yang menggambarkan sistem
Login, ketika pengguna memasukkan nama dan sandi ke dalam suatu
sistem maka hal tersebut merupakan sebuah kondisi, sedangkan pesan
kesalahan yang muncul ketika nama dan sandi
yang dimasukkan salah
merupakan sebuah aksi yang dilakukan oleh sistem.
Gambar 2.18 Contoh State Transition Diagram Login
2.1.13
Keamanan
Menurut Connolly dan Begg
(2010:568), basis keamanan data
merupakan mekanisme yang digunakan untuk melindungi basis
data
untuk melawan ancaman dari luar maupun dari dalam.
Keamanan dalam basis data meliputi data, perangkat keras, perangkat
lunak, pengguna dan data. Sistem basis data merepresentasikan sumber
daya perusahaan yang penting, sehingga harus dijaga dan dijamin
  
52
keamanannya. Keamanan sistem basis data termasuk dalam situasi
sebagai berikut:
1.
Pencurian dan penipuan data
2.
Kehilangan kerahasiaan
3.
Kehilangan privasi
4.
Kehilangan integritas
2.2 Teori yang terkait tema penelitian (tematik)
Selain teori umum, dalam pembuatan
aplikasi basis data berbasis web
ini
turut digunakan beberapa teori khusus. Teori khusus yang ada diambil dari
beberapa sumber seperti buku dan hasil penelitian yang telah ada terdahulu.
2.2.1
Definisi persediaan
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki
untuk dijual kembali
atau diproses lebih lanjut menjadi barang jadi yang pada akhirnya akan
dijual untuk memperoleh penghasilan (Rahardjo, 2007:245)
Sedangkan menurut Herjanto (2008:237-239), persediaan adalah
bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses suatu produksi
atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan
pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut:
1.
Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau
barang yang dibutuhkan perusahaan.
2.
Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.
3.
Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
  
53
4.
Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman,
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia
di pasaran.
5.
Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon
kuantitas.
6.
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang
yang diperlukan.
Sedangkan persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis,
yaitu:
1.
Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya
fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk
mengatasi bila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam perkiraan
penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.
2.
Anticipation Stock
Merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat
diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas
produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan.
Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan
sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan
terhentinya produksi.
3.
Lot-size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar
daripada kebutuhan pada saat itu. Persediaan dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa potongan harga)
karena membeli dalam jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan
penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah.
4.
Pipeline Inventor
Merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal
ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang
dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan
waktu beberapa hari atau pekan.
  
54
2.2.2
Definisi distribusi
Distribusi merupakan suatu proses yang menunjukkan penyaluran
barang yang dibuat dari produsen agar sampai kepada para konsumen
yang tersebar luas. Selain itu, distribusi juga memiliki pengertian sebagai
kegiatan ekonomi yang menjembatani suatu produksi dan konsumsi suatu
barang agar barang dan jasa yang ditawarkan akan sampai tepat kepada
para konsumen sehingga kegunaan yang didapat dari barang dan jasa
tersebut akan semakin maksimal setelah dikonsumsi.
Adapun fungsi distribusi ialah melakukan atau mengantarkan barang
atau jasa yang dihasilkan oleh produsen baik dari daerah dekat atau jauh
sehingga dari seluruh pelosok daerah dapat merasakan barang atau jasa
yang dihasilkan.
2.2.3
Teknologi jaringan
Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di
setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus
informasi di dalam perusahaan tersebut. Salah satu teknologi jaringan
yang sedang populer saat ini adalah internet. Internet adalah suatu
jaringan komputer raksasa yang merupakan jaringan komputer yang
terhubung dan dapat saling berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena
adanya perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat, sehingga
dalam beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan komputer yang
tergabung dalam internet berlipat ganda.
2.2.3.1 Internet
Indrajani (2011:274) mengatakan bahwa “Internet merupakan
kumpulan seluruh jaringan komputer di dunia.” 
  
55
2.2.3.1.1
Sejarah internet
Internet pertama kali dikembangkan pada tahun
1969 oleh Departemen pertahanan Amerika Serikat,
melalui proyek mereka yang disebut ARPANET
(Advanced Research Agency Network). Pada awalnya
internet dibuat untuk kepentingan pertahanan militer
Amerika Serikat dalam melakukan komunikasi antar
kelompok.
Internet semakin berkembang sehingga pada
1972 surat elektronik diperkenalkan oleh ARPANET,
program surat elektronik menjadi sangat populer saat
itu, yang pada awalnya ARPANET hanya
menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research
Insitut, University of California, Santa Barbara
dan
University of Utah, hingga kemudian semua universitas
yang berada di negara tersebut ingin bergabung.
Pada tahun
1982, barulah istilah internet untuk
menggambarkan jaringan yang saling menghubungkan
komputer, serta ARPANET mulai menggunakan
TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet
Protocol) sebagai protokol universal untuk jaringan
tersebut.
Internet terus berkembang pada tahun 1992,
program editor dan pencarian ditemukan dikenal
dengan nama World Wide Web (WWW). Sejak saat itu
terdapat lebih dari satu juta komputer terhubung ke
internet.
2.2.3.1.2
Internet Service Provider (ISP)
Menurut Irawan (2005:79),
Internet Service
Provider
adalah
suatu perusahaan atau badan baik
  
56
pemerintah maupun swasta yang dapat
memberikan
fasilitas layanan koneksi ke jaringan internet bagi
jaringan yang terhubung kepadanya.
2.2.3.1.3
Internet protokol
Internet protokol atau lebih dikenal dengan
alamat IP merupakan identifikasi untuk setiap
komputer dan perangkat yang tersambung ke internet.
Alamat IP terdiri dari empat kelompok angka antara 0
sampai 255 yang dipisahkan dengan desimal (disebut
dolted quad), seperti 1.160.10.240, alamat IP seperti
alamat rumah. Bedanya alamat rumah jarang berubah
sedangkan alamat IP sangat sering berubah, setiap kali
terhubung ke internet melalui ISP, maka ISP akan
memberikan alamat IP baru ke komputer yang
terhubung. Pada saat komputer memutuskan koneksi
dari internet, ISP mengambil kembali alamat IP yang
telah digunakan, lalu diberikan kepada pengguna yang
lain. Terdapat 2 jenis alamat IP yaitu:
1.
Alamat IP dinamis, merupakan alamat IP yang
berubah setiap kali komputer terhubung ke internet.
2.
Alamat IP statis, merupakan alamat IP yang
bersifat tetap setiap kali ada pengguna yang
terhubung ke internet (Robertson, 2006:62)
2.2.3.2 World Wide Web (WWW)
World Wide Web
atau yang lebih dikenal dengan WWW
merupakan jaringan informasi yang luas dan saling berhubungan
satu dan lainnya.
  
57
Menurut Vaughan (2006:311), world wide web
dimulai pada
tahun 1989 sebagai sebuah “sistem informasi hypermedia
yang
saling terhubung dan terdistribusi” untuk menghubungkan
dokumen-dokumen yang berada dalam komputer–komputer di
mana saja dalam internet.
Agar web
dapat bekerja, dibutuhkan dua komponen dasar,
yaitu:
1.
Web server
Web
server
atau pelayan web
merujuk pada perangkat keras
ataupun perangkat lunak yang menyediakan layanan akses
kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau
HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs web
dalam layanan ke pengguna dengan menggunakan aplikasi
tertentu seperti web browser.
2.
Web browser
Web browser
adalah perangkat lunak yang dijalankan PC
pengguna (dalam internet berada pada sisi klien) untuk
menyediakan antarmuka grafis interaktif untuk mencari,
menemukan, dan melihat dokumen-
dokumen teks, suara,
animasi dan sumber–sumber multimedia yang lain pada web
(Vaughan, 2006:295)
Sedangkan
menurut Robertson (2006:64), web browser adalah
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna internet untuk
mencari dan mengakses berbagai komponen web.
2.2.3.2.1
Uniform Resources Locator (URL)
URL dikenal sebagai alamat halaman web
yang
merupakan kumpulan karakter yang menunjuk pada
potongan informasi khusus di bagian mana saja pada
web dan bersifat unik, tidak ada dua situs berbeda yang
memiliki alamat yang sama. Sebelum browser
terhubung ke sebuah situs web, browser
perlu
  
58
mengetahui alamat situs URL-nya. Sebuah URL terdiri
dari:
1.
Protokol web
Protokol adalah sekumpulan aturan komunikasi
untuk bertukar informasi. Protokol web
dikembangkan oleh Tim Barners Lee dan tampil di
bagian awal alamat web, misalnya:
2.
Nama domain
Nama domain atau nama server web
merujuk pada
suatu lokasi di internet, yaitu di server
web
tertentu. Nama domain memberi informasi lokasi
dan jenis alamat. Komponen nama domain
dipisahkan dengan tanda titik yang disebut dot.
Komponen terakhir dari domain disebut top-level
domain, yaitu eksistensi tiga huruf yang
mendeskripsikan tipe domain seperti .gov, .com,
.net, .edu, dan .org. Arti masing-masing singkatan
top level domain ditunjukkan pada tabel 2.6.
Sebagian di antaranya juga mencakup eksistensi
dua huruf untuk menunjukkan nama negara
misalnya, .us, .ca, .uk dan .jp.
  
59
Tabel 2.6 Kategori Nama Domain
Nama
Pengguna yang diberi hak
.aero
Industri transportasi udara
.biz
Bisnis 
.com
Bisa digunakan oleh siapa pun
.coop
Kerja sama
.edu
Institusi riset dan kependidikan yang
terakreditasi
.gov
Lembaga pemerintahan
.info
Penyedia jasa informasi
.int
Organisasi internasional
.jobs
Manajer sumber daya manusia
.mil
Organisasi militer
.mobi
Perangkat bergerak
.museum
Museum
.name
Perorangan
.net
Organisasi jaringan 
.org
Organisasi dan profesional
.post
Universitas Post Union
.pro
Profesional tepercaya dan entitas terkait
.travel
Industri transportasi
.xxx
Situs web khusus dewasa
3.
Direktori
Nama direktori atau folder pada server
tempat
browser
pengguna internet mengambil berkas
halaman atau dokumen.
4.
File 
File
adalah halaman atau dokumen tertentu yang
dicari oleh pengguna yang mengakses situs
tersebut.
  
60
Berikut ini merupakan contoh dalam penulisan
URL yang benar:
Tabel 2.7 Format Uniform Resources Locator
Protokol
Nama
domain
Nama
direktori
Nama file
yose/
home.htm
2.2.3.2.2
HTTP dan HTML
Menurut Indrajani (2011:274), HTTP adalah aturan
atau protokol yang digunakan untuk transfer halaman
web melalui internet.
Berdasarkan pada paradigma respons terhadap
permintaan, transaksi HTTP terdiri atas tahapan:
1.
Koneksi, yaitu keadaan saat klien melakukan
koneksi dengan web server.
2.
Permintaan, yaitu suatu keadaan saat klien
mengirimkan permintaan ke web server.
3.
Respons, yaitu keadaan saat saat web
server
mengirimkan tanggapan kepada klien, contohnya
seperti mengirimkan sebuah dokumen HTML.
4.
Selesai, yaitu saat koneksi ditutup atau diputuskan
oleh web server.
Lebih jauh lagi, Indrajani (2011:275) mengatakan
bahwa “HTML merupakan bahasa standar yang
digunakan untuk mendesain hampir seluruh halaman
web, di mana tampilan halaman web
dan isinya dapat
dikontrol, dipublikasikan secara online, dan membuat
formulir online
untuk pendaftaran atau transaksi, dan
  
61
menambahkan obyek –
obyek seperti gambar, audio,
dan video ke dalam dokumen HTML.”
Sedangkan menurut Vaughan (2006:311), HTML
merupakan kependekan dari Hypertext Markup
Languange. Bagian “markup language” dari nama
tersebut berarti label yang digunakan untuk melakukan
sesuatu seperti memformat teks dan menambahkan
media.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa HTML merupakan bahasa
standar yang digunakan untuk mendesain halaman web
dalam bentuk label atau tag.
2.2.4
Perancangan aplikasi
Dalam mengerjakan aplikasi basis data berbasis web, digunakan
delapan aturan yang dikemukakan oleh Shneiderman dan Plaisant
sebagai acuan dalam merancang antar muka aplikasi tersebut.
Shneiderman dan Plaisant (2010:88) mengemukakan delapan aturan
yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang
suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan “Eight Golden
Rules of Interface Design”, yang berisi:
1.
Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada baris perintah, menu, dan layar bantuan.
2.
Melayani kebutuhan universal 
Kebutuhan pengguna sangat beragam, oleh karena itu setiap
merancang layar harus dapat memberikan perbedaan antara usia,
kelemahan fisik, dan teknologi yang beragam. Jadi, memberikan
petunjuk untuk pengguna yang masih kurang berpengalaman dan
shortcuts
untuk pengguna
yang sudah berpengalaman dapat
memperkaya desain dan mutu antarmuka.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
  
62
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya
lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan
tombol pada saat memasukkan data, lalu pesan kesalahan ditampilkan.
4.
Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan
memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
5.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sebisa mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6.
Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Aplikasi harus menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk kembali ke
halaman sebelumnya dengan mudah. Hal ini dapat mengurangi
kekhawatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang
dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk
mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
7.
Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespons tindakan yang dilakukan pengguna akan lebih baik
daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna
menjadi inisiator daripada responden.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan,
mempermudah dalam mengingat suatu hal dengan menggunakan kode
yang mudah dihafal, serta langkah-langkah dalam melakukan
tindakan secara berurutan.
  
63
Selain itu, digunakan juga beberapa perangkat lunak yang membantu
dalam proses pembuatan halaman web serta basis data untuk PT.
Deltomed Laboratories, yaitu:
2.2.4.1Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver merupakan program penyunting halaman
web dari pengembang aplikasi Adobe Systems. Sebelum di akuisisi
oleh Adobe,
Dreamweaver sebenarnya dikembangkan oleh
pengembang aplikasi Macromedia, dan dilepas ke pasaran dengan
nama Macromedia Dreamweaver. Program digunakan dalam
pembuatan aplikasi karena fitur-fiturnya yang menarik dan
kemudahan penggunaannya.
Dengan menggunakan Adobe Dreamweaver, pembuatan
halaman web
dapat dilakukan secara visual, sehingga hasilnya
dapat langsung terlihat. Tampilan antar muka juga dapat disajikan
dalam mode visual tanpa kode HTML atau dalam mode HTML.
Dreamweaver juga memiliki fitur keramba yang terintegrasi untuk
melihat halaman web
yang dikembangkan di jendela pratinjau
pada aplikasi Dreamweaver
itu sendiri, yang memungkinkan
untuk melihat secara langsung tampilan halaman web
yang
sedang. Teknologi web
yang didukung juga sangat beragam,
termasuk untuk kebutuhan pengembangan aplikasi berbasis
mobile yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.
2.2.4.2 jQuery
Menurut Wicaksono
(2011:1), jQuery
adalah library
atau
kumpulan kode JavaScript siap pakai. Keunggulan menggunakan
jQuery
dibandingkan dengan JavaScript
standar, yaitu
menyederhanakan kode JavaScript
dengan cara memanggil
fungsi-fungsi yang disediakan oleh jQuery. JavaScript
sendiri
  
64
merupakan bahasa scripting
yang bekerja di
sisi Clint
atau
browser, sehingga website bisa menjadi lebih interaktif.
Sedangkan menurut Sibero (2011:218),
jQuery
adalah salah
satu framework javascript terbaik saat ini. jQuery dikembangkan
oleh John Resig pada tahun 2006 di BarCamp New York City.
Pada awal perkembangannya, jQuery
pertama kali dibuat untuk
meringkas penggunaan CSS Selector
dalam suatu pustaka fungsi.
jQuery
memiliki ciri khas pada penggunaan perintahnya, yaitu
prefix untuk jQuery dengan tanda $, kemudian dilanjutkan dengan
fungsi atau perintah.
2.2.4.3 PHP: Hypertext Preprocessor
PHP
adalah
akronim dari
hypertext preprocessor, yaitu suatu
bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang
digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkan kembali
ke web browser menjadi kode HTML (Oktavian, 2010:31).
PHP pertama kali diciptakan oleh seorang pria
berkewarganegaraan Denmark yang bernama Rasmus Lerdorf
pada tahun 1995. Banyak programmer
yang tertarik untuk
mengembangkan PHP karena bersifat open source. Pada awal
peluncurannya, PHP hanya dibuat untuk diintegrasikan dengan
web server Apache. Namun sekarang, PHP juga dapat bekerja
dengan web server
seperti PWS (Personal Web Server), IIS
(Internet Information Server) dan Xitami.
Untuk belajar PHP tidak dibutuhkan komputer dengan
spesifikasi tinggi. PHP sangat mudah untuk diintegrasikan dengan
basis data. Basis data yang paling lazim digunakan untuk
dipadukan dengan PHP adalah MySQL.
Dewasa ini, banyak organisasi maupun perusahaan yang
beralih menggunakan bahasa pemrograman web PHP, dikarenakan
memiliki banyak kelebihan, di antaranya seperti berikut ini:
1.
Pemahaman
  
65
Bahasa ini dapat dipelajari dengan cepat karena penulisannya
mudah dan sudah disediakan fungsi-fungsi yang dapat
membantu pembuatan aplikasi web, serta memiliki banyak
referensi yang mempermudah dalam memahami bahasa ini.
2.
Kesederhanaan
Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script
yang
tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya,
sehingga lebih cepat dibandingkan dengan ASP maupun Java.
3.
Mudah dikembangkan
Karena bersifat open source, berarti dapat digunakan oleh
siapa saja secara gratis. Oleh karena itu dalam sisi
pengembangan akan lebih mudah, karena banyaknya
dokumentasi, referensi, dukungan forum di dunia maya dan
developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4.
Fleksibel
PHP
adalah bahasa open source
yang dapat digunakan di
berbagai sistem operasi seperti Linux, Unix, Windows, dan
dapat dijalankan secara runtime
melalui console
serta juga
dapat menjalankan perintah-perintah sistem.
5.
Dukungan aplikasi
Ada banyak aplikasi dan program PHP yang gratis dan
siap
pakai seperti WordPress, Joomla, MyBB, dan PrestaShop.
6.
Dukungan sistem basis data
PHP mendukung banyak paket basis data seperti MySQL,
Informix, Oracle, Sybase, Solid, PostgreSQL, Generic ODBC.
7.
Dukungan web server
Web
server yang mendukung PHP dapat ditemukan di mana
saja, mulai dari Apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami
dengan
konfigurasi yang relatif mudah.
2.2.4.4Twitter Bootstrap
  
66
Twitter Bootstrap
adalah sebuah alat bantu untuk membuat
sebuah tampilan halaman web
yang dapat mempercepat pekerjaan
seorang pengembang website
ataupun pendesain halaman web.
Sesuai namanya, website
yang dibuat dengan alat bantu ini
memiliki tampilan halaman yang sama / mirip dengan tampilan
halaman Twitter, dikarenakan Bootstrap
merupakan sebuah
framework
CSS dari Twitter yang menyediakan kumpulan
komponen-komponen antarmuka dasar pada web
yang telah
dirancang sedemikian rupa untuk digunakan bersama-sama.
Meskipun tampilannya mirip dengan tampilan pada halaman
Twitter, Bootstrap
masih memungkinkan perancang web
untuk
dapat mengubah tampilan halaman web sesuai dengan kebutuhan.
Twitter Bootstrap dibangun dengan teknologi HTML dan CSS
yang dapat membuat layout halaman web, tabel, tombol, formulir,
navigasi, dan komponen lainnya dalam sebuah website
hanya
dengan memanggil fungsi CSS (class) dalam berkas HTML yang
telah didefinisikan. Selain itu juga terdapat komponen-komponen
lainnya yang dibangun menggunakan JavaScript.
Selain komponen antarmuka, Bootstrap
juga menyediakan
sarana untuk membangun layout halaman dengan mudah dan rapi,
serta modifikasi pada tampilan dasar HTML untuk membuat
seluruh halaman web
yang dikembangkan senada dengan
komponen-komponen lainnya.
Lisensi yang digunakan oleh Bootstrap
yaitu lisensi Apache
2.0, sebuah lisensi yang sangat terbuka sehingga dapat digunakan
dengan bebas dan mudah tanpa perlu khawatir akan ancaman legal
dari Twitter atau pihak lainnya.
2.2.4.5MySQL
MySQL
adalah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL atau dari sekian banyak Database Management System
  
67
(DBMS), seperti Oracle, My
SQL, Postagre
SQL
(Anhar,
2010:21)
MySQL
merupakan DBMS yang mendukung multi-thread dan
multi-user
yang bersifat gratis dan sangat didukung oleh bahasa
pemrograman PHP, sehingga MySQL dapat diaplikasikan bersama
PHP dalam pembuatan website.
MySQL diciptakan di negara Swedia oleh perusahaan MySQL
AB. Adapun orang yang berjasa dalam menciptakan MySQL
adalah David Axmark, Allan Larsson, dan Michael Monty
Widenius.
Perangkat lunak ini tersebar secara luas dan gratis. Sampai
sekarang tercatat ada beberapa bahasa pemrograman yang cukup
populer yang bisa bersinkronisasi dengan MySQL. Dan berikut ini
merupakan keuntungan dari menggunakan DBMS MySQL:
1.
Kesederhanaan
Basis data MySQL
sangat cepat, dapat dipercaya, dan mudah
digunakan.
2.
Fungsionalitas
Basis data MySQL bekerja dalam lingkungan klien atau server.
3.
Portabilitas.
MySQL
dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi
seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac
Os X Server, Solaris,
Amiga.
4.
Perangkat lunak sumber terbuka.
MySQL
didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber
terbuka, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan
secara gratis dan membuat dukungan terhadap perangkat lunak
MySQL menjadi tersebar luas dan mudah ditemukan.
5.
Multi-user
MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu
yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
6.
Performance tuning
  
68
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query
sederhana, dengan kata lain dapat
memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
7.
Ragam tipe data
MySQL
memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti
signed
atau
unsigned
integer, float, double, char, text, date,
timestamp, dan lain-lain.
8.
Perintah dan fungsi
MySQL
memiliki operator dan fungsi secara penuh yang
mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
9.
Keamanan
MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level
subnetmask, nama host, dan izin akses pengguna dengan
sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
10. Skalabilitas dan Pembatasan
MySQL
mampu menangani basis data dalam skala besar,
dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60
ribu tabel serta 5 miliar baris. Selain itu batas indeks yang
dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
11. Konektivitas
MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan
protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
12. Dukungan bahasa lokal
MySQL
dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun
demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
13. Antar Muka
MySQL
memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan
fungsi API (Application Programming Interface).
14. Klien dan Peralatan
MySQL
dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang
dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap
peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
  
69
15. Struktur tabel
MySQL
memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam
menangani “ALTER
TABLE”, dibandingkan basis data lainnya
semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.2.4.6XAMPP
XAMPP
adalah
perangkat lunak yang berfungsi untuk
menjalankan halaman
web
berbasis PHP dan menggunakan
pengolahan basis data MySQL
di komputer lokal (Wicaksono,
2008:7).
XAMPP berperan sebagai web server
pada komputer. Selain
itu XAMPP juga disebut sebagai cPanel virtual server yang dapat
membantu melakukan pratinjau halaman web secara offline.
Sedangkan menurut Imansyah (2010:4), XAMPP adalah
instalatur yang membundel Apache, PHP, dan MySQL
untuk
Windows
dalam satu paket. Server lokal yang dikenal dengan
istilah localhost, akan sangat membantu
selama pembuatan
halaman web.
Dalam perancangan halaman aplikasi, XAMPP sangat
membantu, karena dengan menggunakan XAMPP maka halaman
web
yang sedang dibuat dapat langsung dilihat di browser
komputer yang telah terpasang dengan menggunakan server lokal.
2.3 Hasil penelitian atau produk sebelumnya
Dalam menjalankan proses bisnis yang ada, selama ini PT. Deltomed
Laboratories masih melakukannya secara manual. Belum ada aplikasi yang
benar-benar sesuai dengan kebutuhan PT. Deltomed Laboratories. Pada
rancangan
model bisnis terdahulu, dalam melakukan proses transaksi barang,
baik perusahaan maupun distributor masih menggunakan sistem manual berupa
surat order pemesanan barang. Begitu juga dengan proses pendataan stok barang
  
70
yang berada di gudang,
setiap proses yang ada dicatat secara manual dan
kemudian dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel.
Dengan melihat rancangan sistem terdahulu yang belum dapat menjawab
kebutuhan bisnis PT. Deltomed Laboratories, maka perlu dibuat suatu aplikasi
basis data relasional untuk sistem distribusi serta persediaan barang berbasis web,
yang dapat diakses secara online.
Oleh sebab itu, dengan
dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan bisnis yang ada, dan dapat membantu proses bisnis yang dilakukan
menjadi lebih cepat dan lebih baik.
Selain itu, dilihat juga beberapa jurnal terdahulu sebagai referensi dan acuan
dalam melakukan analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem persediaan
dan penjualan berbasis web pada PT. Deltomed Laboratories. Dan dalam bab dua
ini ketiga jurnal tersebut akan diulas dengan lebih terperinci sebagai berikut:
1.
Deni Yuliansyah (2012)
Melakukan penelitian tentang “Analisis dan Perancangan Basis Data
Terdistribusi Data Inventaris Barang Pada PDAM Tirta Musi
Palembang”.
Variabel penelitian adalah kebutuhan manajemen untuk mengatur segala
kebutuhan dan keperluan operasional, khususnya masalah inventarisasi
barang. Dikarenakan belum tersedianya sistem basis data yang baik, jumlah
dan jenis inventaris barang tidak terkontrol di beberapa kantor cabang,
sehingga mengganggu kegiatan operasional. Metode penelitian menggunakan
metode action research
yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-
sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat
dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan
dan pembangunan. Kesimpulan yang di dapat dari analisis yang telah
dilakukan diperoleh satu aplikasi sistem basis data terdistribusi berbasis
desktop yang dibuat menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic, yang
saling terhubung antara kantor pelayanan satu dengan kantor pelayanan yang
lain, yang dapat dikembangkan untuk kepentingan operasional, khususnya
yang menyangkut barang-barang inventaris.
diakses pada 3 November 2013)
2.
Dwi Apriliyanto S.Kom (2009)
  
71
Melakukan penelitian tentang “Perancangan Sistem Informasi Persediaan
Barang Pada UPN Mart Dengan Menggunakan VB.NET”. Variabel
penelitian adalah keterlambatan informasi dan kebenaran akan perhitungan
stok logistik yang kurang terjamin, dikarenakan penggunaan sistem manual
dalam pengolahan data sistem persediaan barang pada perusahaan tersebut.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan penelitian kepustakaan. Sedangkan metode yang
digunakan dalam merancang sistem dilakukan dengan menggunakan metode
waterfall
dan dibagi dalam 5 tahap yaitu analisa, desain, implementasi,
pengetesan dan perawatan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan
dibuatnya aplikasi sistem informasi persediaan barang, data yang disimpan
menjadi lebih aman, dan perusahaan dapat melihat stok persediaan barang
dengan rentang waktu yang dapat ditentukan sendiri, serta dapat lebih teratur
dalam melakukan proses pendataan barang.
diakses
pada 3 November 2013)
3.
Dr. Latiful A. S. M. Hoque dan Shahidul Islam Khan (2010)
Penelitian tentang “A New Technique for Database Fragmentation in
Distributed Systems”. Variabel penelitiannya mengenai cara meningkatkan
kinerja sistem basis data dengan cara fragmentasi basis data dalam sistem
terdistribusi, dikarenakan pemrosesan data secara terdistribusi merupakan
cara yang efektif untuk meningkatkan keandalan dan kinerja sistem basis
data. Metode yang digunakan menggunakan metode studi pustaka terhadap
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam hasil penelitian,
didapatkan teknik baru dalam melakukan fragmentasi, yang disebut teknik
Prosped Model. Dalam teknik tersebut, untuk memecahkan masalah
pengambilan keputusan fragmentasi yang tepat pada tahap awal basis data
terdistribusi, fragmen hubungan horizontal sesuai dengan Attribute Locality
Precedence
(ALP) yang didefinisikan sebagai nilai pentingnya atribut yang
berhubungan dengan lokasi basis data terdistribusi. Dari hasil penelitian ini
didapat, bahwa dengan menggunakan teknik Prosped Model, tidak ada
kompleksitas tambahan yang ditambahkan untuk mengalokasikan fragmen ke
situs dari basis data terdistribusi, sehingga kinerja DBMS dapat ditingkatkan
secara signifikan.
  
72
diakses pada 3
November 2013)
Dengan melihat hasil penelitian yang didapat dari jurnal yang telah
dipublikasikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem basis
data dapat menunjang dan mempercepat kegiatan bisnis satu perusahaan.
Terutama dalam era digital ini, dibutuhkan suatu sistem basis data yang handal,
serta mudah diakses dari dan di mana saja. 
Sistem basis data berbasis web
pada dasarnya adalah pengembangan dari
pengolahan data yang telah dilakukan secara komputerisasi, namun hanya
terbatas pada satu unit komputer saja. Dengan sistem berbasis web, maka aplikasi
yang pada awalnya hanya terbatas pada satu komputer, memungkinkan untuk
terhubung dengan komputer lain baik dalam area yang sama maupun berbeda.
Oleh karena itu, penggunaan sistem basis data berbasis web dirasa sangatlah
penting, karena dapat mempercepat proses bisnis yang ada. Dengan adanya
sistem basis data yang baik, maka proses pengolahan data (pemasukan,
modifikasi, penghapusan) dapat dilakukan dengan lebih cepat, selain itu
integritas dan konsistensi data juga dapat selalu terjaga. Dengan menerapkan
teknologi web, maka kegiatan bisnis tetap dapat dilakukan, tanpa khawatir
terkendala ruang dan waktu yang berbeda.