9
dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh
sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri
(self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya.
2.1.1.4. Teori Semiotika
Teori Semiotika ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (1857-
1913). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai
bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi
dan/atau nilai-nilai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi
semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan
konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah
sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem
berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan
untuk dapat memaknai tanda tersebut.
Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada
ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa
sedangkan semiotik lazim
dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang
berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda atau sign dalam
bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa,
kode, sinyal, dan sebagainya.
Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang
berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian
dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.
Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory
[semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh
indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode
yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di
setiap kegiatan dan perilaku manusia
|