24
Dimana : D adalah depresiasi (beban penyusutan), C adalah cost (harfga
perolehan), S adalah salvage value (nilai residu), n adalah useful life
(taksiran masa manfaat).
2. Metode Jumlah unit, metode ini menghitung dari jumlah unit yang ada
dengan setiap umut tahunnya.
3. Metode Garis lurus, metode ini mengasumsu=ikan bahwa aset
terdepresiasi secara konstan setiap tahunn ya selama umur manfaatnya.
2.9 Arus Biaya
Perusahaan manufaktur harus mengubah dan memproses bahan baku
menjadi barang dalam pr oses dan kemudian menjadi barang jadi, sedan gk an
biaya yang dibutuhkan di dalam proses produksi tersebut terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead maka hubungan
antara setiap komponen biaya tersebut dengan setiap jenis persediaann ya.
Gabungan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsun g, dan
biaya overhead membentuk
biaya produksi. Jika ketiga komponen biaya
tersebut masing-masing belum mencakup 100% dari kebutuhan biaya
produksi per unit output maja gabungan ketiganya membentuk persediaan
baran g dalam proses. Jika gabungan k etiga komponen biaya tersebut masing-
masing telah mencapai 100% maka akan membentuk baran g jadi. Itu berarti
perbedaan antara barang jadi dan barang dalam proses adalah pada
kandungan biaya di dalam setiap jenis persediaan tersebut. Di dalam barang
jadi telah terkandung 100% komponen biaya yang dibutuhkan sedan gk an
baran g dalam proses kandungan biayan ya kurang dari 100% dari keseluruhan
biaya yang dibutuhkan.
2.10 Harga Pokok Produksi
Mulyadi (2009:19),menyatakan bahwa dalam menentukan harga
pokok produksi perusahaan d apat menggunakan dua metode yang biasa
disebut metode traditional costing, yaitu :
|