karena ketigan ya saling berinteraksi, b erubah dan saling mengubah satu sama
lain dalam suatu masyarakat.
Chaer dan Agustina (2004:4) men yimpulkan bahwa sosiolinguisti
adalah
cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilm
sosiologi, dengan
objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosi
di dalam suatu
masyarakat tutur.
2.1.1 Masalah-masalah Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of
California, Los Angeles pada tahun 1964, merumuskan tujuh dimensi dalam
penelitian sosiolinguistik. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam
sosiolinguistik itu adalah:
1. identitas sosial dari penutur
2. identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi
3. lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4. analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
5. penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk
ujaran
6. tingkatan variasi dan ragam linguistik
7. penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik
Identitas sosial penutur dan pendengar antara lain dapat diketahui dari
pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaiman a hubungannya den gan
lawan tuturnya. Identitas penutur dan pendengar dapat mempengaruhi pilihan kode
dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi juga dapat mempengar uhi
pilihan kode dan gaya dalam bertutur. Misalnya, saat di perpustakaan kita harus
berbicara dengan suara pelan, sedangkan di lap angan sepak bola kita justru harus
berbicara dengan suara keras agar dapat didengar oleh lawan bicara kita.
Analisis diakronik dan sinkronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola
dialek-dialek sosial itu, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada
masa yang tidak terbatas. Dialek sosial ini digunak an para penutur sehubungan
dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam
masyarakat.
|