2.3 Alih Kode dan Campur Kode
2.3.1 Alih Kode
Appel (dalam Chaer dan Agustina 2004:107) mendefinisikan alih kode
sebagai gejala peralihan bahasa karena berubahnya situasi. Berbeda dengan Appel
yang mengatakan alih kode itu terjadi antarb ahasa, Hymes (dalam Chaer dan
Agustina 2004:107) menyatakan alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi
dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu
bahasa. Lengkapnya Hymes mengatakan code switching has become a common
term for alternate us of two or more language, varieties of language, or even speech
styles- Alih kode menjadi hal yang biasa dalam penggunakan dua atau lebih bahasa,
ragam bahasa, atau bahkan gaya bicara.
Aslinda dan Syafyah ya (2010:85) menjelaskan bahwa di samping perubahan
situasi, alih kode juga dapat terjadi kar ena beberapa faktor. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya alih kode antara lain:
1. siapa yang berbicara
2. dengan bahasa ap a
3. kepada siapa
4. kapan
5. dengan tujuan apa
Lawan bicara dapat menyeb abkan terjadinya alih kode, misalnya karena si
pembicara ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan bicara. Dalam hal ini
biasanya kemampuan berbahasa si lawan bicara kurang atau agak kurang karen a
memang mun gkin bukan bahasa utamanya. Kalau si lawan bicara berlatar belakang
bahasa yang sama dengan si pembicara, maka alih kode yang terjadi hanya berupa
peralihan v arian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Kalau si
lawan bicara berlatar belakang bahasa yang tidak sama dengan si pembicara, maka
yang terjadi adalah per alihan bahasa.
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yan g tidak berlatar belakang bah asa
yang sama dengan bahasa yang sedang digunak an oleh pembicara dan lawan bicara
|