![]() 25
Urban Ecology Center (UEC)
Urban Ecology Center lebih padat dariSchlitz Audubon Nature Center
(Gambar 2.3). Tapak ini lebih terbatas dan anggaran pembangunan dan
pengajuan LEED yang menjadi masalah.Tim UEC memilih untu
menekan
cahaya matahari, high enclosure insulation levels (double code levels i
the
walls and roof) dan ventilasi alami. Bangunan ini dibagi menjadi tig
zona
termal: kantor staf, ruang publik dan ruang kelas, serta basement. Setia
zona
dilayani oleh satu constant volume air handling unit. Hanya zona kantor yang
dilengkapi dengan AC . Ruang publik men ggu nakan v entilasi alam
pada
musim panas dan zona basement menggunakan ventilasi buatan.
Area bukaan jendela dan distributor ditentukan dengan menggunakan
prosedur yan g sama seperti bangunan Schlitz Audubon Nature Center dengan
strategi mengontrol yang lebih sederhana. Dari akhir mei sampai pertengahan
november ruang publik dan ruang kantor menggunakan mode ventilasi alami.
Jika kondisi musim panas menjadi sangat panas dan lembab, AHU pada
kantor akan nyala dengan menggunakan mode ventilasi buatan (AC) dan
jendela yang menghadap luar atau ruang publik akan tertutup. Manajer
bangunan mengaktifkan dan menonaktifkan sistem a web interface to the
building controls. Setelah dua tahun, penambahan cooling coil pada ruang
publik, untuk memberikan ken yamanan kepada para pengunjun g. Ketika
cuaca sejuk, jendela kantor dan ruang publik terbuka dan sistem ventilasi
buatan (AHU) off. Seorang anggota staf memeriksa seluruh bangun an untuk
menutup dan mengunci semua jendela pada akhir hari. (D. Michael Utzinger,
2009)
Gambar 2.3Upper Floor Plan and Building Section, Urban Ecology Center
|