Pada tahap setelah hasil tulisan disebarluaskan, praktisi
public relations melakukan riset terhadap hasil tulisannya.
Riset tersebut untuk mengetahui tingkat keterbacaan, motif
dan tingkat kepuasan pembaca terhadap informasi yang
disampaikan (Kriyantono , 2012: 100-117).
2.2.4. Etika Penulisan PR
2.2.4.1. Definisi Etika Penulisan PR
Etika memiliki pengertian berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang berarti watak kesu silaan atau adat kebiasaan (custom). Biasanya,
etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu mos, dengan bentuk jamaknya, yaitu mores yang
berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakuk an
perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk (R uslan, 2014: 31).
Etika sebenarnya merupakan studi tentang benar atau salah,
dalam tingkah laku atau perilaku manusia (Right or wrong in human
conduct). Menurut I.R. Poedjawijatna dalam Ruslan (2014: 32), bahwa
tugas etika adalah mencari ukuran baik-buruknya tingkah laku manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Ruslan (2014: 32), bahwa
etika ialah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan di
dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik
pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan,
sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.
Menurut Prof. Sherry Baker dari Brigh am Young University dan
David Martison dari Florida International University dalam Ruslan
(2014: 66), bahwa kegiatan praktisi Public Relations yang menggunakan
media publikasi PR untuk menyebarkan pesan komunikasi tertulis
persuasif, diperlukan pengemb angan etika penulisan bagi praktisi PR
yang melakukan k egiatan menulis.
2.2.4.2. Lima Prinsip Uji Etika Formula TARES
Uji Etika Formula TARES yang terdiri dari lima prinsip-prinsip
moral dalam teknik penulisan, digunakan untuk mengembangkan etika
|