Strategi itu sendiri hanya merupakan panduan umum
untuk mencapai tujuan. Bedanya dengan taktik adalah, taktik
diharuskan menjabarkan detail mengenai cara atau tools spesifik
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, disesuaikan dengan
strategi yang telah ditetapkan (Chaffey & Smith, 2013: 454).
Cara yang dapat digunakan untuk mengingat elemen
kunci yang harus ada dalam strategi-khususnya dalam
pembentukan strategi emarketing yang efektif-adalah dengan
berpedoman pada akronim berikut: STOP and SIT (Chaffey &
Smith, 2013: 459).
Pertama, strategi yang dibuat harus difokuskan untuk
mencapai Objectives (O) yang telah ditentukan sebelumnya.
Identifikasi semua Segments (S) yang mungkin dapat dimiliki
oleh perusahaan.
Segmentation merupakan pengklasifikasian customer ke
dalam beberapa kelompok berbeda untuk dapat mengetahui
kebutuhan produk atau jasa spesifik dari masing-masing
kelompok. Berhubung kebutuhan segment customer yang
ditargetkan secara online mungkin akan berbeda dengan segment
customer yang telah ada pada jalur offline, mungkin akan
diperlukan adanya pemilihan ulang mengenai Target Market (T)
atau segment yang ingin dikuasai melalui marketing secara
online. Positioning (P) juga merupakan salah satu bagian paling
mendasar yang harus diperhatikan dalam pembentukan strategi
emarketing, karena pemilihan produk yang ingin dijual melalui
jalur online, penentuan harga yang tepat dan penawaran value
seperti apa yang dijanjikan kepada calon customer dengan adanya
e-Marketing, akan menentukan posisi perusahaan di dalam
marketplace dibandingkan dengan para competitor yang ikut
bersaing di dalamnya. A pakah semua
hal tersebut (STOP)
nantinya dapat dibentuk menjadi sebuah strong proposition yang
dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan?
Perlu diketahui, pengertian proposition yang dimaksud
diatas adalah Customer Value Proposition (yang
dalam konteks
pembuatan strategi e-Marketing disebut sebagai Online Value
|