![]() 12
bagaimana sistem tersebut bekerja. Sedangkan tester menggunakan
behavioral test
(juga dikenal sebagai black-box test) untuk menemukan
bug dalam operasi tingkat tinggi, fitur-fitur utama, profil operasional dan
pelanggan skenario. Tester
dapat membuat tes black-box
yang
berdasarkan sistem apa yang harus dilakukan.
Gambar 2. 1 The test granularity spectrum and owners Black (2009:2)
Dalam glosarium
International Software Testing Qualifications
Board
dijelaskan bahwa Black-box testing
merupakan testing, baik
fungsional maupun non-fungsional, tanpa mengacu pada internal struktur
komponen atau sistem. (McKay & Hamburg, 2014)
Dalam teori, dua pendekatan umum adalah white-box testing
dan
black-box testing. White-box testing
mengetes secara rinci dalam sistem.
Untuk modul yang diberikan, struktur dan jalur eksekusi diuji. Test case
perlu diuji setiap jalur dan mengetes setiap titik keputusan yang mungkin
benar atau salah. Metode ini juga mengetes loop iterations. Test case
didasarkan pada proses aliran grafik. Black-box testing
melengkapi
White-box
testing. Metode ini
akan memeriksa apakah output telah
sesuai dengan input. Jika input dalam batas, modul tersebut akan
diperiksa apakah output
sudah benar. Jika input tidak benar, diperiksa
apakah ada pesan error atau modul
telah
melakukan sesuai dengan
spesifikasi atau tidak. (Chantrapornchai, Kinputtan, & Santibowanwing,
2014: 319-338)
2.2.3.4
System Testing
System Testing
menunjukkan bahwa
sistem bekerja
end-to-end
di
lokasi
produksi
seperti
untuk menyediakan
fungsi bisnis
tertentu
dalam
desain tingkat tinggi. (Nidhra & Dondeti, 2012:30)
|