Home Start Back Next End
  
11
Hampir semua Functional testing adalah tes validasi, dan memeriksa
bagaimana sistem berjalan. Contoh functional testing termasuk: 
Unit testing. Tes ini memverifikasi bahwa sistem benar-benar
berfungsi. Misalnya, menekan tombol fungsi untuk
menyelesaikan suatu tindakan. 
Integrated testing. Sistem ini menjalankan tugas-tugas yang
melibatkan lebih dari satu aplikasi atau database untuk
memverifikasi bahwa sistem melakukan tugas secara akurat. 
System testing. Tes ini mensimulasikan pengoperasian seluruh
sistem, dan memverifikasi bahwa sistem berjalan dengan benar. 
User acceptance. Staff organisasi, pelanggan, atau vendor mulai
berinteraksi dengan sistem, mereka akan memastikan bahwa
sistem tersebut berfungsi dengan baik. (Perry, 2006:70)
2.2.3.2
Integration atau Product Test
Integration atau product test berfokus pada hubungan dan antarmuka
antara pasang komponen dan rombongan komponen dalam sistem di
bawah tes, biasanya
dalam mode bertahap. Tes integrasi harus terjadi
dalam koordinasi dengan kegiatan tingkat proyek
untuk
mengintegrasikan seluruh sistem. Pementasan integrasi dan tes
integrasi
harus mengikuti rencana yang sama sehingga ditemukan
set komponen
yang benar
dengan
cara yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk
menemukan
terlebih dahulu
kemungkinan
bug
integrasi yang paling
berbahaya. (Black, 2009:605)
Integration test memvalidasikan dua atau lebih unit atau integrasi
lainnya bekerja sama dengan baik, dan cenderung fokus pada antarmuka
tertentu dalam desain tingkat rendah. (Nidhra & Dondeti, 2012:30)
2.2.3.3
White-box dan Black-box Test
Menurut
Black (2009:2), Structural test (juga dikenal sebagai white-
box test atau Technical test) digunakan untuk menemukan bug di elemen
struktural tingkat rendah seperti kode-kode, skema database, chips,
subassemblies, dan interfaces. Tester mendasarkan
tes struktural pada
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter