32
2.6.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Sistem pakar dikembangkan
untuk memecahkan masalah-masalah
dalam
berbagai bidang, seperti matematika, teknik, kedokteran, psikologi,
sampai bidang hukum. Walau
terkadang sistem pakar dapat bekerja
jauh
lebih baik dari manusia atau ahli, namun faktor manusia
atau ahli
tidak
dapat digantikan oleh sistem
komputer
begitu saja.
Terdapat beberapa
situasi di
mana keahlian
manusia atau ahli tetap dibutuhkan
disebabkan
kemampuan komputer yang terbatas.
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk merepresentasikan
pengetahuan dari
sistem pakar. Salah satu metode yang paling umum
digunakan adalah bentuk tipe aturan (rule) IF..THEN (jika..maka).
Konsep dasar sistem pakar mengandung: pengetahuan yang didapat dari
pakar, pengalihan pengetahuan, proses inferensi, aturan dan kemampuan
untuk menjelaskan (Kusumadewi, 2003:111).
Pengetahuan
yang didapat merupakan ilmu dari pakar yang mana
dialihkan sebagai bentuk dasar
pengetahuan yang digunakan
dalam
membangun sistem yang berperan sebagai subtitusi dari pakar.
Seorang pakar atau ahli
adalah
seorang yang menguasai suatu
pengetahuan
di bidang
tertentu, memiliki kemampuan
menjelaskan suatu
tanggapan,
mempelajari hal-hal baru seputar
topik permasalahan (domain),
menyusun kembali pengetahuan jika dipandang
perlu, dan
menentukan
relevan atau tidaknya keahlian mereka.
Proses pengalihan pengetahuan terdiri dari 4 aktivitas menurut
Kusumadewi (2003:111), yaitu:
1.
Akuisisi pengetahuan, yaitu pengumpulan pengetahuan dari para ahli
atau berbagai sumber lainnya. Ini merupakan langkah terpenting dalam
pengembangan suatu sistem pakar
2.
Representasi pengetahuan, yaitu merepresentasikan pengetahuan pakar
ke dalam sistem, umumnya dapat berupa frame, jaringan semantik, tabel
keputusan, pohon keputusan, sistem dan logika produksi.
3.
Inferensi pengetahuan, yaitu pengolahan data dan pengetahuan yang
didapat untuk menentukan keputusan atau penalaran (reasoning).
|