Lama kelamaan manusia berusaha melepaskan hubungan antara atap dengan
ruang dalam,
yaitu dengan membuat bidang pembatas,
dengan menyebutkan
sebagai ceiling planfond. (Andie A. Wicaksono & Endah Tisnawati. (2014). Teori
Interior. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup))
8.
Bukaan Ruang
Bukan ruang berbagai bentuk dan ukuran yang sengaja diciptakan dan
diaplikasikan pada tiga bidang deimensional diatas contohnya adalah bak kontrol
yang di aplikasikan pada bidang lantai, pintu, dan jendela yang diaplikasikan
pada bidang dinding, serta manhole dan drop ceiling dengan berbagai tujuan
yang di aplikasikan pada bidang plafon. (Andie A. Wicaksono & Endah
Tisnawati. (2014). Teori Interior. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya
Grup))
9.
Bidang (shape)
Bidang adalah bagian dari unsur seni. Secara khusus, bidang adalah sebuah luasan
yang tertetup dengan batas-batas yang di tentukan oleh unsur-unsur seni lainnya,
yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain-lain. Dua garis sejajar yang di hubungkan
kedua sisinya akan menghasilkan sebuah bidang.
Bidang hanya terbatas pada dua dimensi, yaitu panjang dan lebar. Bidang
geometris seperti lingkaran, persegi panjang, segi empat, segi tiga, dan sebagainya
memiliki sebuah batasan yang jelas. Sebuah bidang dibentuk oleh beberapa garis.
Sebuah bidang memiliki panjang dan lebar, rupa bentuk, permukaan, orientasi, serta
posisi. Sebuah garis yang di perpanjang tidak menurut arah dari arah asalnya akan
berbuah menjadi sebuah bidang. Berdasarkan konsepnya, sebuah bidang memiliki
panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi. Ciri-ciri permukaan suatu bidang
adalah warna dan tekstur yang akan mempengaruhi bobot visual dan stabilitasnya.
Bidang juga berfungsi untuk menunjukan batasan sebuah ruangan.
Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian: bidang atas, bidang
dinding, bidang dasar (Andie A. Wicaksono & Endah Tisnawati. (2014). Teori
Interior. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup))
|