Selain motif-motif tradisional di Lasem, sekarang berkambang motif baru pada Batik
Lasem, motif ini dikembangkan oleh sesepuh masyarakat Tionghoa yang bernama
Sigit
Wicaksono yang memiliki nama China, Nyo Tjen Hian. Beliau seorang pengusaha Batik yang
bermerek Batik Sekar Kencana. Beliau sekarang berumur 84 tahun.
Beliau mengembangkan motif baru yang menggunakan huruf Thionghoa.
Proses penciptaan motif ini adalah pada saat malam Tahun Baru China. Dalam perenungannya,
beliau mendapatkan semacam ilham untuk membuat motif yang baru dalam batik. Akhir dari
proses perenungan ini lahirlah motif baru. Motif tersebut adalah berupa kata-kata mutiara dalam
aksara China. Filosofi yang
terkandung pada motif ini adalah empat penjuru samudera
semuanya adalah sama, bakti anak terhadap orang tua, murid kepada guru, dan rakyat kepada
pemerintah. Agar bisa bergabung dengan filosofi Jawa, Beliau menuliskan motif ini ke dalam
sebuah batik yang bermotifkan Sekar Jagat. Sekar jagat itu sendiri artinya adalah Bunga Dunia.
Selain itu beliau juga menciptakan motif dengan tulisan Tinghoa yaitu hek sia ping an
wang se ru i, yang artinya adalah Seisi rumah sentosa segala macam usaha sesusai dengan apa
yang dikehendaki. Ada beberapa motif batik yang bertuliskan filosofi Tionghoa yang beliau
ciptakan.
Pada awalnya beliau ragu dengan motif ini, apakah bisa diterima di masyarakat atau
tidak? Namun pada saat pameran batik di Rembang dan beliau memperlihatkan motif ini, justru
sambutan meriah dan antusiasme tinggi yang beliau dapatkan. Sekarang batik dengan motif ini
sangat laris manis.
Batik Lasem dapat dikatakan sebagai bukti akulturasi antara masyarakat China dan
pribumi. Proses ini sudah berlangsung ratusan tahun dan karena akulturasi inilah maka Batik
Lasem menjadi populer, unik dan banyak diminati.
2.2.10
Proses Teknik Membatik
1.
Batik Tulis
|