Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alam
dibandingkan dengan bahan dari kapas.
Salah satu kendala pewarnaan mori menggunakan zat warna alam adalah variasi
warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga
diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna mori. Oleh
karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Selain itu Karena
terbuat dari bahan-bahan alami, pewarna alami relatif tidak seawet pewarna kimia. Hal
ini menyebabkan warna batik cenderung cepat memudar jika dicuci dengan detergen
biasa. Semula para pencinta batik menggunakan pembersih alami dari buah Lerak. Tetapi
kini telah ditemukan sejenis detergen khusus yang mampu membersihkan batik, namun
tidak memudarkan warnanya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam
memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia
memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan
eksklusif.
Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia
tertentu. Jenis zat warna sintetis untuk tekstil cukup banyak, namun hanya beberapa
diantaranya yang dapat digunakan sebagai pewarna batik.Hal ini dikarenakan dalam
proses pewarnaan batik suhu pencelupan harus pada suhu kamar. Adapun zat warna yang
biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain:
1. Zat warna naphtol
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan
komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol.
Zat
warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk melarutkannya
diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat.
Pertama pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan
pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul, kemudian dicelup tahap
kedua/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang
dikehendaki. Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh
serat. Dalam pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna
tua/dop dan hanya dipakai secara pencelupan.
2. Zat warna indigosol
|