![]() 14
Siklus proyek konstruksi, meliputi beberapa tahap berikut (Dimyati &
Nurjaman, 2014:10-11):
Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan,
kerangka acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya, dan
jadwal proyek.
Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang kelanjutan
investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam
implementasi perencanaan proyek lebih lengkap dari tahap pertama
sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih akurat dengan tinjauan
terhadap aspek sosial, budaya, eknomi, finansial, legal, teknis, dan
administratif yang komprehensif.
Detail
desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan,
desain engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal utama dan
anggaran serta menentukan perencanaan sumber daya, penyiapan
perangkat, dan penentuan peserta proyek dengan program lelang.
Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci,
secara teknis dan administratif untuk memudahkan pencapaian sasaran dan
tujuan proyek.
Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan
dokumen perencanaan, aturan teknis, administrasi yang lengkap, dan
produk tahapan detail desain. Dari proses ini, diperoleh penawaran yang
kompetitif dari kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan tranparansi
yang baik.
Implementasi, terdiri atas kegiatan, desain engineering
yang terperinci,
pembuatan spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan dan material,
fabrikasi dan kontruksi, inspeksi mutu, uji coba, start-up, demobilisasi,
dan laporan proyek penutup. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan
kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja paling maksimal, dengan
melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan
pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya.
Pada tahap ini, kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir
sasaran proyek tercapai dan mendapatkan keuntungan maksimal. Peran
pemilik proyek pada tahapan ini dilakukan oleh agen pemilik sebagai
|