Adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia dayaingat
manusia kini manusia dapat melihat catatannya pada pohon, batu, dan
lempengan.Pesan dalam berbagai pahatan itu dapat diteruskan ke
generasiberikutnya.Bila kegiatan memberi tanda pada berbagai benda itu
dilakukandari satu generasi ke generasi
yang berikutnya maupun dari suku satu ke
sukulainnya maka banyak dugaan bahwa perpustakaan dalam bentuknya yangsangat
sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia mulai melakukanpenulisan pada
berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
ataupun dapat dibaca oleh suku lain.Berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa
perpustakaan pada awal mulanya tidak lain berupa kumpulan catatan transaksi niaga.
Dengan kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah kemudahan untuk
menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lainmenyimpan
kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula
bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.Dari kegiatan itu,
ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan
produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk
masyarakat karena tidak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat. Berikut merupakan
perkembangan perpustakaan pada beberapa negara yaitu:
1.
Sumeria dan Babylona
Perpustakaan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Penggalian di
bekas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000
tahun SM telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang
mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tables). Tulisan yang
digunakan masih berupa gambar (pictograph), kemudian ke aksara
Sumeria.Kebudayaan Sumeria termasuk kepercayaan,Tulisan Sumeria
kemudian diubah menjadi tulisan paku (cunciform) karena mirip paku.
Semasa pemerintahan Raja Ashurbanipal dari Assyria (sekitar tahun 668-626
SM) didirikan perpustakaan kerajaan di ibukota Nineveh, berisi puluhan ribu
lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan (Sulistyo
Basuki:1991). Untuk mencatat koleksi digunakan sistem subjek serta tanda
pengenal pada tempat penyimpanan.Banyak dugaan bahwa perpustakaan ini
terbuka bagi kawula kerajaan.
|