BAB II
LANDASAN TEORI
Dewasa
ini tidak
ada
satupun
organisasi
yang
merasa
bahwa
kegiatan
memproduksi
sendiri
semua
bahan
baku
dan bahan
pengemas
yang
diperlukan
merupakan
sesuatu
yang ekonomis,
karena
keuntungan-keuntungan
dari
spesialisasi
sangatlah
besar.
Menilik
pendapat
Render
and Heizer
(2001,
p412),
Teknologi
dan efisiensi
ekonomi
menuntut
terciptanya
spesialisasi.
Dengan
demikian,
kebanyakan item yang diperlukan dibeli dari pemasok.
Karena
proporsi
biaya terbesar
yang dikeluarkan
oleh sebuah
organisasi
produksi
adalah
berasal
dari
pembelian,
maka
diperlukan
departemen
Purchasing
yang
tepat
dan
efisien
sehingga
dapat
menghasilkan
kontribusi
yang
sangat
berarti
bagi peningkatan
keuntungan
(profit)
perusahaan.
Menurut
Pujawan
(2005,
p137),
Departemen
Purchasing
adalah
salah
satu
komponen
utama
dari Supply
Chain
Management
yang bertugas untuk menyediakan input, berupa barang maupun
jasa, yang
dibutuhkan
dalam
kegiatan
produksi
maupun
kegiatan
lain dalam
perusahaan
Pada
awalnya
kegiatan
Purchasing
hanya
dianggap
kegiatan
pendukung.
Hal
ini tercermin
dengan
rendahnya
kualifikasi
pimpinan
maupun
staf
departemen
Purchasing.
Namun
pada
tahun
1980-an
pandangan
tersebut
mulai
berubah.
Para
pelaku
bisnis
mulai
sadar bahwa
efisiensi
dan value creation
tidak
hanya perlu
dilakukan di
bagian
produksi namun
juga
di
bagian
lainnya,
termasuk di
departemen
Purchasing.
Menurut
Pujawan
(2005,
p138),
untuk
mendukung
8
|